JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2023 mencapai 19,57 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 14,10 persen dibandingkan Juni 2023. Kenaikan itu karena impor minyak dan gas (migas) melonjak 909,9 juta dollar AS atau naik 40,94 persen dibandingkan bulan Juni dan nonmigas 1,50 miliar dollar AS atau naik 10,10 persen dibandingkan bulan Juni 2023.

Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/8), mengatakan peningkatan impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah 560,5 juta dollar AS dan hasil minyak 417,8 juta dollar AS, sedangkan impor gas turun 68,4 juta dollar AS.

Kendati melonjak pada bulan ini, namun impor tahun berjalan periode Januari- Juli 2023 tercatat turun 9,23 miliar dollar AS karena berkurangnya impor migas 4,14 miliar dollar AS dan nonmigas 5,08 miliar dollar AS.

"Sementara nilai impor nonmigas Indonesia Juli 2023 mencapai 16,43 miliar dollar AS atau naik 1,50 miliar dolar AS (10,10 persen) dibandingkan bulan sebelumnya," kata Amalia.

Lebih lanjut, Amalia mengatakan dari perkembangannya terhadap Juni 2023, peningkatan terbesar oleh golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai 341,6 juta dollar AS atau 17,33 persen, diikuti oleh mesin/ peralatan mekanis dan bagiannya sebesar 335,3 juta dollar AS atau 12,99 persen.

Kemudian kapal, perahu dan struktur terapung 243,6 juta dollar AS atau 338,15 persen, kendaraan dan bagiannya 109,1 juta dollar AS atau naik 13,25 persen, serta plastik dan barang dari plastik 83,8 juta dollar AS atau 11,29 persen.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juli 2023 adalah Tiongkok 35,53 miliar dollar AS atau 32,74 persen, disusul Jepang 9,64 miliar dollar AS atau 8,89 persen dan Thailand 6,15 miliar dollar AS atau 5,68 persen.

Sementara itu, berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Juli 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya maka golongan barang modal dan barang konsumsi mengalami peningkatan masing-masing senilai 2,87 miliar dollar AS atau 14,71 persen dan 709,8 juta dollar AS atau 6,36 persen. Sedangkan golongan bahan baku/penolong justru turun 12,82 miliar dollar AS atau turun 12 persen.

Baca Juga: