Produk TPT RI sulit bersaing di pasar domestik karena harganya terlampau mahal dibanding produk impor.

JAKARTA - Indonesia berpotensi menjadi pasar utama, basis produksi, dan pusat ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki dunia. Karena RI dianggap memiliki banyak keunggulan.

Namun, harapan itu sia-sia apabila impor bahan baku tak diberi keringanan oleh pemerintah. Tanpa stimulus itu, harga produk lokal sulit bersaing di pasar sendiri.

Ekonom Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan sulitnya produk TPT RI bersaing di pasar lokal karena harganya terlampau mahal dibanding produk impor.

"Karena itu, impor bahan baku tekstil perlu dipermudah dan diberi subsidi impor seperti benang agar pengusaha tekstil kita bisa produksi produk jadi tekstil lebih murah," tegasnya pada Koran Jakarta, Kamis (23/3), merespons rencana pemerintah menjadikan RI sebagai basis produk TPT global.

Dia menyampaikan keluhan pengusaha selama ini impor baju harganya jauh lebih murah, sementara impor benang mahal. "Jadi, harga baju made in Indonesia gak kompetitif di pasar domestik. Malah dengan baju Made in China yang supermurah," tandas Esther.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, memaparkan Indonesia sendiri berpotensi menjadi pasar utama, basis produksi, dan pusat ekspor industri TPT dan alas kaki dunia dengan memiliki banyak keunggulan.

Indonesia menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Indonesia dinilai berpeluang sangat kecil mengalami resesi. "Kita memiliki pasar domestik yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 273 juta, bonus demografi yang meningkat secara signifikan, serta kondisi politik dan ekonomi yang relatif stabil," sebutnya dalam Adidas Global Partner Summit, Selasa (21/3).

Dia melanjutkan, meskipun dihadapkan pada tantangan berat dan ancaman resesi, perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,31 persen (yoy) pada 2022. Salah satu sektor yang menjadi katalis dalam mendorong kinerja ekonomi nasional yaitu sektor industri TPT dan Alas Kaki.

Pada 2022, kinerja neraca perdagangan TPT mengalami surplus 3,71 miliar dollar AS atau meningkat 3,34 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Sama halnya dengan alas kaki, yang mengalami surplus sebesar 1,03 miliar dollar AS atau meningkat sebesar 41 persen dibandingkan periode sebelumnya. Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih menjadi negara tujuan utama ekspor kedua industri ini.

Tambah Investasi

Mewakili Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ali Murtopo memaparkan dukungan pemerintah melalui berbagai kebijakan sebagai upaya untuk menarik investasi asing dan memperbaiki iklim usaha di Indonesia melalui perjanjian dagang.

Daya saing yang tinggi menjadi kunci tercapainya kinerja ekspor yang optimal. Walaupun demikian, importasi bahan baku menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan.

"Tantangan integrasi rantai pasok sangat penting untuk segera diselesaikan," ungkapnya.

Baca Juga: