WASHINGTON - Dewan Gubernur Dana Moneter Internasional atau IMF, pada Senin (2/8) waktu setempat, telah menyetujui alokasi umum hak penarikan khusus atau Special Drawing Rights (SDR) senilai 650 miliar dollar AS atau sekitar SDR 456 miliar. Penambahan alokasi pinjaman itu untuk meningkatkan likuiditas global dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dalam keterangannya di Washington mengatakan keputusan itu bisa membantu negara-negara yang paling rentan dan sedang berjuang untuk mengatasi dampak krisis Covid-19.

"Ini adalah keputusan yang bersejarah, alokasi SDR terbesar dalam sejarah IMF dan langkah yang tepat untuk ekonomi global pada saat krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Georgieva.

Program tersebut, jelasnya, telah disetujui sebelumnya oleh dewan eksekutif IMF pertengahan Juli lalu, dan akan dilaksanakan pada 23 Agustus.

SDR yang baru diterbitkan akan dialokasikan ke negara-negara anggota sesuai dengan kuotanya IMF. Negara-negara miskin dan berkembang akan menerima alokasi secara keseluruhan sekitar 275 miliar dollar AS.

Setelah ini, IMF akan tetap menimbang berbagai opsi yang tepat terkait penyaluran SDR dari negara-negara anggota ke negara yang lebih kaya, begitu pula ke negara yang lebih miskin dan negara yang lebih rentan. "Bantuan itu untuk mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi supaya bisa mencapai pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan," kata Georgieva.

Salah satu opsi utama adalah bagi anggota yang memiliki posisi eksternal yang kuat diharapkan secara sukarela menyalurkan sebagian dari SDR mereka untuk meningkatkan pinjaman bagi negara-negara berpenghasilan rendah melalui skema IMF's Poverty Reduction and Growth Trust (PRGT).

Dukungan konsesional melalui PRGT saat ini bebas bunga. IMF juga menjajaki opsi lain untuk membantu negara-negara miskin dan lebih rentan dalam upaya pemulihan mereka. Kepercayaan, ketahanan, dan keberlanjutan yang baru dapat dipertimbangkan untuk memfasilitasi pertumbuhan yang lebih tangguh dan berkelanjutan dalam jangka menengah.

Menanggapi penambahan kuota tersebut, organisasi non pemerintah yang berbasis di Washington, Oxfam, menyambut baik rencana tersebut. Oxfam, yang bergerak di pengawasan kemiskinan global, merasa akan ada banyak negara yang terbantu.

"SDR baru akan membawa likuiditas yang sangat dibutuhkan ke negara-negara berkembang yang kesulitan tanpa menambah beban utang mereka yang tidak berkelanjutan," kata Ketua Oxfam, Nadia Daar.

Daar juga menyebutkan IMF dan pemerintah negara-negara perlu bekerja secara transparan dan bersama-sama dengan masyarakat sipil agar SDR digunakan dengan bijak.

Diinisiasi pada 1966, SDR dapat digunakan baik sebagai mata uang cadangan yang menstabilkan nilai mata uang domestik suatu negara ataupun diubah menjadi mata uang yang lebih kuat untuk membiayai investasi.

Baca Juga: