SAO PAULO - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengatakan prospek pertumbuhan global jangka menengah saat ini yang terlemah dalam beberapa dekade.

Negara-negara besar G20 dapat meningkatkan prospek pertumbuhan jika mereka bekerja sama mengatasi perubahan iklim, menghindari pembatasan perdagangan dan mengadopsi prinsip-prinsip kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di seluruh dunia.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, baru-baru ini mendesak negara-negara besar G20 untuk bertindak dengan berani guna membangun kembali momentum kebijakan reformasi setelah bertahun-tahun memadamkan kebakaran di tengah guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.

"Dengan pertumbuhan global yang diperkirakan mencapai 3,1 persen pada tahun 2024, penurunan inflasi dan pasar kerja yang terjaga, para pengambil kebijakan kini dapat fokus pada pembangunan kembali penyangga fiskal terhadap guncangan di masa depan, meningkatkan pendapatan dalam negeri, membatasi peningkatan utang publik dan memastikan tren seperti AI meningkatkan pertumbuhan," katanya dalam sebuah blog yang diterbitkan untuk menyertai laporan IMF kepada G20, Senin (26/2).

Dikutip dari The Straits Times, Georgieva yang akan berpidato di hadapan para pejabat keuangan G20 ketika mereka bertemu di Sao Paulo minggu ini, mengatakan rendahnya pertumbuhan global berdampak pada semua negara, namun memiliki implikasi yang sangat meresahkan bagi negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang, yang telah berhasil melewati guncangan global berturut-turut, namun tetap tertinggal dari perekonomian negara-negara maju.

Luncurkan Insentif

Dia mengatakan sangat penting bagi negara-negara untuk terus berupaya memperluas basis pajak mereka, menutup celah dan meningkatkan administrasi perpajakan, mengingat G20 telah meminta IMF dan Bank Dunia untuk meluncurkan inisiatif bersama mengenai masalah ini.

Laporan IMF mengatakan saat ini diperkirakan diperlukan waktu 130 tahun bagi negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang untuk menutup separuh kesenjangan pendapatan per kapita dengan negara-negara maju, naik dari sekitar 80 tahun sebelum krisis keuangan global pada 2008.

Baca Juga: