PT Pertamina (persero) menyatakan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite walaupun harga minyak dunia mengalami lonjakan akibat konflik Rusia-Ukraina.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman memaparkan aturan tersebut diambil karena pihaknya ingin menjaga daya beli masyarakat.

Karenanya, bahan bakar itu banyak digunakan oleh masyarakat. Riset Pertamina, porsi penggunaan Pertalite mencapai 50 persen dari total konsumsi BBM nasional.

"Kami sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp7.650 per liter," ujar Fajriyah, Rabu (9/3).

Dirinya mengatakan untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, Pertamina terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini. Termasuk, menekan biaya produksi BBM dalam negeri.

Sementara, Pertamina juga memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Pararel dengan itu, Pertamina juga akan menggenjot peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi.

Selain itu, Pertamina juga akan melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi tertentu seperti Pertamax Series maupun Dex Series secara selektif karena porsi konsumsinya hanya sekitar 15 persen dari total penggunaan BBM Nasional.

"Pertamina sangat berhati-hati dalam menetapkan harga. Namun kami yakin segmen konsumen ini telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan, sehingga dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: