JENEWA - Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) pada Selasa (15/6) melaporkan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada para asisten rumah tangga (ART) karena mereka merupakan yang paling banyak yang kehilangan pekerjaan jika dibandingkan pekerja lainnya.

Dalam sebuah laporan terbarunya, ILO menyatakan bahwa kondisi kerja bagi sebagian besar dari 75,6 juta ART di dunia belum membaik sejak adopsi konvensi perlindungan terhadap mereka pada 2011 yang bisa memberi mereka hak atas perlindungan yang sama seperti para pekerja lainnya. ILO menyatakan bahwa situasinya kini makin diperparah oleh pandemi Covid-19 yang melanda para ART.

"Dampaknya pada ART jauh lebih besar daripada terhadap pekerja formal lain," ucap ketua ILO, Guy Ryder. "Krisis ini telah menyoroti kebutuhan mendesak untuk memformalkan pekerjaan asisten rumah tangga untuk memastikan mereka mendapat akses ke pekerjaan yang layak," imbuh dia.

Laporan ILO juga mengungkapkan bahwa pada puncak krisis, persentase ART yang kehilangan pekerjaan di sebagian besar negara Eropa berkisar antara lima hingga 20 persen, sementara ART yang di-PHK di Amerika mencapai 25 hingga 50 persen. Sementara para pekerja lainnya yang kehilangan pekerjaan selama pandemi kurang dari 15 persen di sebagian besar negara dunia.

ILO mencatat saat ini ada lebih dari tiga perempat dari seluruh ART adalah kaum perempuan dan sebagian besar bekerja di dua wilayah yaitu kawasan Asia-Pasifik yang merupakan rumah bagi sekitar setengah dari pekerja rumah tangga dunia, dan seperempat lainnya bekerja di Amerika.SB/AFP/I-1

Baca Juga: