Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengancam akan memusnahkan pasukan konvensional Korea Selatan apabila diprovokasi.

Kim Yo Jong pada Selasa (4/5) seperti yang disiarkan oleh media pemerintahan Korea Utara menyebut komentar Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook mengenai serangan pendahuluan sebagai "histeria orang gila".

Kim Yo jong mengungkapkan tidak akan sungkan membalas provokasi serangan Korea Selatan dengan kekuatan nuklirnya, walaupun pada sisi lain Kim menekankan Korea Utara tidak menginginkan perang yang dapat menghancurkan semenanjung Korea.

Tak tanggung-tanggung, dirinya bahkan menegaskan serangannya akan mengakibatkan kehancuran total bagi militer Korea Selatan.

"Jika (Korea Selatan) memilih untuk melakukan konfrontasi militer dengan kami, kekuatan tempur nuklir kami pasti harus melaksanakan tugasnya … serangan yang mengerikan akan diluncurkan dan tentara (Korea Selatan) harus menghadapi nasib menyedihkan yang tidak lama lagi akan terjadi. kehancuran total dan kehancuran," kata Kim dalam pernyataan terbarunya seperti dilansir Associated Press.

Associated Press melaporkan, Korea Utara telah berulang kali menyatakan akan menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu apabila diancam oleh pesaingnya. Korea Utara bahkan dikabarkan telah mempercepat pengembangan bom nuklir dan misil milik mereka.

Dalam pernyataan lainnya yang dikemukakan pada Minggu (3/4), Kim Yo Jong juga menyebut Suh dengan sebutan "pria sampah" dan memperingatkan bahwa komentarnya dapat membawa Korea Selatan menghadapi ancaman serius.

Seoul telah mengeluarkan tanggapan setelah komentar Kim Yo Jong sebelumnya pada hari Minggu, mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari meningkatkan ketegangan.

Selama kunjungan ke komando rudal strategis negara itu pekan lalu, Suh mengatakan Korea Selatan memiliki kemampuan dan kesiapan untuk meluncurkan serangan presisi ke Korea Utara jika mendeteksi bahwa Korea Utara berniat untuk menembakkan rudal ke Korea Selatan.

Pernyataan keduanya datang di tengah ketegangan antar dua negara atas uji coba rudal balistik antarbenua milik Korea Utara pada 24 Maret silam. Uji coba ini dilakukan Kim Jong Un guna menekan Amerika Serikat (AS) untuk menerima kekuatan nuklir Korea Utara.

Ketegangan baru telah menjadi kemunduran besar bagi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang telah mempertaruhkan masa jabatannya sebagai presiden pada ambisinya untuk pemulihan hubungan antar-Korea. Seoul telah lama mempertahankan strategi serangan pendahuluan untuk mengatasi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.

Baca Juga: