IKN Nusantara adalah showcase yang kita butuhkan untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045. Tantangannya tidak mudah, tapi kalau kita bersatu, kita pasti bisa.

Pertengahan Januari lalu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) untuk disahkan menjadi Undang-Undang. Pemerintah sudah menetapkan nama Nusantara sebagtai nama IKN yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.

Ini berarti cita-cita lama memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa bakal segera menjadi nyata. Pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa juga sebagai upaya pemerataan pembangunan agar tidak terkesan Pulau Jawa sentris.

Selama ini, kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa dan Sumatera. Sekitar 57,55 persen Produk Domestik Bruto (PDB) disumbang dari Pulau Jawa. Pulau Kalimantan hanya 8,32 persen, Pulau Sulawesi 6,98 persen, kemudian Maluku dan Papua hanya 2,45 persen. Maka tidak heran jika dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) pun banyak dikucurkan di Pulau Jawa.

Dengan pemindahan IKN ini, perpuataran APBN, alokasi keuangan, dan kebijakan yang tadinya berpusat di Pulau Jawa diharapkan bisa bergeser dan merata ke luar Pulau Jawa.

Karena itu, sudah seharusnya pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur kita dukung sepenuhnya. Apalagi pindahnya ke luar pulau, dari Jakarta ke Kalimantan Timur, pasti bukan pekerjaan mudah. Banyak negara yang sudah memindahkan ibu kotanya, tetapi hampir semuanya masih satu daratan seperti Kazakhstan dari Almaty ke Nur Sultan (Astana) dan juga Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw.

Begitu juga negara kepulauan seperti Selandia Baru, Filipina, dan Jepang yang memindah ibu kotanya tetapi masih di pulau yang sama. Ibu kota Jepang pindah dari Kyoto ke Tokyo yang masih sama-sama di Pulau Honshu. Selandia Baru ibu kotanya pindah dari Auckland ke Wellington, keduanya di Pulau Utara. Pusat pemerintaha Filipina pun sempat pindah dari Manila City ke Quezon City yang sama-sama berada di Metro Manila meski kemudian pindah lagi ke Manila City.

Jika ada yang keberatan, sampaikan secara argumentatif dan melalui studi yang komprehensif. Sifatnya harus membangun, bukan karena tidak suka dengan pemerintah atau oknum-oknum yang ada di pemerintah.

Presiden Jok Widodo dalam acara Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Peresmian Pembukaan Rakernas ICMI, Sabtu (29/1), menyampaikan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) bukan sekadar memindahkan gedung pemerintahan. Pemindahan ibu kota adalah bagian penting dari perubahan atau transformasi, baik di bidang lingkungan, cara kerja basis ekonomi, teknologi dan lain-lain. Termasuk di bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih berkualitas, serta tata sosial yang lebih majemuk dan toleran.

Transformasi yang dilakukan melalui pemindahan ibu kota adalah salah satu cara yang paling tepat. Transformasi itu, untuk mempersiapkan pola pikir para pemimpin muda agar yakin dan mampu meneruskan serta mewujudkan transformasi besar yang sama-sama dicita-citakan oleh seluruh bangsa.

Para calon pemimpin kita sudah ada di depan kita saat ini. Mereka yang saat ini berusia 20 hingga 30 tahun akan berada pada usia matang di 2045 saat kita merayakan ulang tahun ke-100 negara Republik Indonesia.

Agar mereka siap menjadi pemimpin, maka generasi kita saat ini harus mempersiapkan ekosistemnya. IKN Nusantara adalah showcase yang kita butuhkan untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045. Tantangannya tidak mudah, tapi kalau kita bersatu, kita pasti bisa.

Baca Juga: