OIKN meluncurkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, dokumen yang menjadi acuan dalam pembangunan IKN di masa depan.

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meluncurkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, dokumen yang menjadi acuan dalam pembangunan IKN di masa depan.

"IKN memiliki visi untuk menjadi liveable and lovable city (kota yang layak huni dan dicintai). Oleh karena itu, dokumen ini juga akan berisi bagaimana mewujudkannya," kata Kepala OIKN, Bambang Susantono, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/12).

Seperti dikutip dari Antara, Bambang mengatakan Cetak Biru ini bertujuan mewujudkan IKN sebagai kota yang layak huni dan dicintai, dengan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.

Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara akan memberi gambaran, acuan, dan panduan strategis bagi pemangku kepentingan dan juga masyarakat tentang visi dan misi IKN.

Bambang menjelaskan dalam Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara menyediakan berbagai komponen perkotaan yang menjamin kualitas hidup yang baik, seperti air dan udara yang sehat, tata kota yang teratur, aksesibilitas yang baik, serta kondisi perkotaan yang aman dan nyaman.

"Dokumen yang memuat rancangannya serta implikasinya bagi masyarakat dan bangsa di masa depan," katanya.

Berdasarkan Surat Edaran Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara No 014 tentang Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, dokumen ini juga bertujuan merangkul pemangku kepentingan dalam proses pembangunan dan pengembangan kota, yakni untuk mencapai titik keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Prof. Mohammed Ali Berawi, mengatakan Cetak Biru ini juga akan memuat berbagai aspek perkotaan yang dibagi dalam enam domain sebagai landasan strategis pembangunan Ibu Kota Nusantara. Dokumen ini, lanjutnya, juga dapat menjadi panduan komprehensif bagi pemangku kepentingan lainnya.

Tonggak Penting

Adapun peluncuran Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara merupakan tonggak penting dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara. Cetak Biru ini merupakan dokumen komprehensif yang memuat visi, misi, dan strategi pembangunan IKN yang menjadi panduan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat.

Tentunya lewat Cetak Biru ini, pembangunan IKN sebagai peradaban baru akan berjalan sesuai rencana. OIKN akan bekerja keras mewujudkan IKN sebagai kota yang layak huni dan dicintai, dengan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai Indonesia emas 2045.

Sebelumnya, Bambang mengatakan pelaku usaha lokal harus menjadi aktor utama penggerak ekonomi di IKN. "Regulasi kita sudah menekan pajak bagi para pelaku UKM lokal. Hal ini dimaksudkan agar para pelaku usaha lokal ini menjadi aktor utama dalam penggerak ekonomi di Nusantara," ujar Bambang.

Bambang menyebut kemudahan berinvestasi untuk para UKM lokal sudah disediakan pemerintah dan menjadi perhatian utama dalam ekosistem ekonomi Nusantara nantinya. Nusantara sebagai kota yang layak huni perlu menghadirkan sebuah kawasan atraksi sosial yang mencakup berbagai kebutuhan masyarakat Nusantara nantinya.

Hal ini yang menjadi tujuan groundbreaking BSH Community Hub di Kawasan IKN. Nantinya, BSH Community Hub mengakomodasi kebutuhan sosial, seperti perhotelan, restoran, apartemen dan pusat jajanan/makanan di Nusantara.

Komisaris Utama PT Karya BSH Mandiri, Haryadi menyebut nantinya ada dua tahap pembangunan pusat komunitas ini. "Nilai investasi PT Karya BSH Mandiri untuk proyek di IKN ini berjumlah 370 miliar rupiah dengan pembagian di dua tahap. Kami juga berharap mampu menyelesaikan proyek ini sebelum 17 Agustus 2024," ujar Haryadi.

Nilai investasi total yang akan ditempatkan PT Karya BSH Mandiri pada lahan 1,7 hektare ini sebesar 370 miliar rupiah, dengan rincian Tahap 1 sebesar 140 miliar rupiah, antara lain Hotel BSH Qubika Bintang 3 dengan nilai investasi 100 miliar rupiah dan gedung pertemuan dengan nilai investasi 30 miliar rupiah, kemudian Restoran Kampung Kecil dengan nilai investasi 10 miliar rupiah. Untuk Tahap 2 sebesar 230 miliar rupiah, terdiri dari apartemen dengan nilai investasi sebesar 200 miliar rupiah.

Baca Juga: