JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara/IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),Danis H Sumadilaga, mengatakan IKN Nusantara akan menjadi kota masa depan atau kota bagi generasi muda masa kini.

Sehingga diharapkan generasi muda secara inklusif berkontribusi dan berpartisipasi mengakomodasi inovasi pada tiga area yang diprioritaskan pertumbuhannya, dari sektor kesehatan, energi, dan ekonomi, kata Danis pada seminar web bertajuk Unleashing Global Urban and Rural Digitalozation Potential, di Jakarta, Selasa (26/4).

Menurutnya,terdapat beberapa aspek yang mendorong pengambilan keputusan tersebut, di antaranya yakni pemerataan populasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa, serta terjadinya krisis sumber air bersih di -Jawa.

Selain itu, kata dia, meningkatnya konversi lahan yang tinggi di Jawa, terjadinya urbanisasi yang terkonsentrasi di kota metropolitan Jakarta, dan penurunan daya dukung dan tingginya tingkat kerugian ekonomi di Jakarta. Kita bicara soal banjir, lalu lintas, dan penurunan tanah di Jakarta, ujar Danis.

Dengan memindahkan IKN, lanjut Danis, pemerintah berusaha mengembangkan ekosistem tiga kota. Dalam hal ini, IKN diarahkan sebagai katalisator bagi Kalimantan Timur dengan mendorong pembangunan ekonomi masa depan melalui kerja sama segitiga kota yakni Samarinda, Balikpapan, dan IKN.

Samarinda sebagai jantungnya yaitu pusat sejarah Kalimantan Timur dengan sektor energi yang diremajakan. Balikpapan sebagai otot, yakni hilir migas dan logistik Kalimantan Timur, sedangkan IKN sebagai pusat syaraf, inti pemerintah dan pusat inovasi hijau.

Identitas -Nasional

Adapun visi IKN, kata dia, adalah menjadi kota yang paling berkelanjutan, menjadi simbol identitas nasional, dan menjadi pendorong ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

IKN dirancang sebagai pusat ibu kota dengan membentuk lingkungan yang dibangun dengan sistem kota pintar yang terintegrasi dan hidup selaras dengan alam. IKN bukan hanya kota pintar, tapi juga tempat modern yang memenuhi standar infrastruktur kelas dunia, kata Danis.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur (DPMPD Kaltim), M Syiradjudin, menilai penetapan IKN Nusantara menjadi momentum untuk membuka isolasi Masyarakat Hukum Adat (MHA) yang selama ini terisolir.

Kaltim hanya memiliki dua MHA yang keduanya masih terisolir, sehingga pemindahan IKN ini menjadi momentum tepat untuk membuka keterisolasian MHA, ujar Syiradjudin.

Sebanyak dua MHA di Kaltim ini berada di Kabupaten Paser, yakni MHA Muluy di Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam dan MHA Paring Sumpit di Desa Muara Andeh, Kecamatan Muara Samu.

Akses menuju kedua MHA tersebut masih sulit karena terisolir, sehingga diharapkan pemerintah pusat, provinsi, dan Pemkab Paser dapat membuka keterisoliran tersebut dalam momentum pindahnya IKN ini.

Ia menjelaskan, untuk masuk MHA Muluy sangat sulit, yakni dari Jalan Trans Kaltim-Kalsel menuju Desa Swan Slutung dengan jarak sekitar 40 km, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan roda empat karena kondisi jalan yang rusak.

Sedangkan dari Desa Swan Slutung ke pemukiman MHA Muluy yang jaraknya sekitar 20 km, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan sepeda motor, dengan kondisi jalan yang juga rusak, disertai harus naik turun perbukitan dalam hutan.

Baca Juga: