JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore (28/10) ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 60,03 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.634,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,40 poin atau 0,89 persen ke posisi 934,85.

"IHSG dan bursa regional Asia cenderung tertekan, pasar tampaknya menilai prospek stimulus dari Bank Rakyat China (PBoC) yang melakukan langkah terbaru oleh otoritas moneter Tiongkok untuk mendiversifikasi perangkat kebijakan moneternya, yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang wajar dalam sistem perbankan," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

PBoC meluncurkan instrumen moneter pasar terbuka baru untuk memastikan likuiditas dalam sistem perbankan, di sisi lain, pasar juga menantikan prospek stimulus fiskal Tiongkok sehubungan dengan laba yang diperoleh perusahaan industri.

Biro Statistik Nasional Tiongkok mengungkapkan bahwa industrial profits China menurun 3,5 persen year on year (yoy) menjadi senilai 5.228,16 miliar Yuan.

Selanjutnya, pelaku pasar pada pekan ini menantikan rilis data PMI Manufaktur Tiongkok, di sisi lain, pasar khawatir ketidaksabilan politik di Jepang, di saat koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas parlemen.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) akan memutuskan kebijakan moneter pada hari Kamis, meskipun diperkirakan akan mempertahankan kebijakan tidak berubah, yang akan berdampak pada kebijakan ekonomi Jepang kedepannya.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: