JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak negatif sepekan ini meskipun sempat menguat pada pekan pertama 2024. Sepekan ini, perhatian investor tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan perkembangan ekonomi di Tiongkok.

IHSG sepanjang 8-12 Januari lalu tercatat melemah 1,49 persen. Catatan tersebut berbalik dari kinerja IHSG sepekan sebelumnya, yakni 2-5 Januari lalu, yang menguat 1,07 persen.

Seperti diketahui, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/1) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 21,18 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.241,14. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,88 poin atau 0,81 persen ke posisi 977,82.

"Ada kekhawatiran bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) berpotensi kembali naik akibat adanya kenaikan harga minyak mentah disebabkan adanya konflik di Timur Tengah, yang menjadi penting mengingat jika inflasi AS berada lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar, maka probabilitas pemangkasan suku bunga akan menjadi lebih besar," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: