JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terkoreksi sepekan ini, berbalik dari kinerja beberapa pekan sebelumnya. Selama sepekan ini, fokus pasar tertuju pada sentimen kebijakan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

Selama 17-20 September 2024, IHSG tercatat koreksi 69,12 poin atau 0,88 persen. Padahal, sepekan sebelumnya, pada 9-13 September 2024, IHSG tercatat menguat 90,27 poin atau sekitar 1,17 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan capaian positif pada 2-6 September 2204 ketika IHSG menguat 51,13 poin atau sekitar 0,67 persen.

Sebagai catatan, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/9) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor infrastruktur. IHSG ditutup melemah 162,39 poin atau 2,05 persen ke posisi 7.743,00, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,48 poin atau 0,66 persen ke posisi 973,19.

"Menjelang akhir pekan ini, bursa regional Asia bergerak mixed di tengah euforia pasar terkait dengan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed Amerika Serikat (AS) dan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, bahwa ekonomi AS tetap kuat dan bank sentral akan memutuskan kecepatan yang tepat untuk pemotongan suku bunga di masa mendatang," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Hal tersebut membuat pasar optimistis ke depannya akan terjadi pemangkasan suku bunga kembali dan memberikan keyakinan bahwa inflasi AS relatif terkendali. Sementara itu, pasar juga mengarahkan perhatian pada rilis data suku bunga Jepang dan Tiongkok. Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di kisaran 0,1 persen hingga 0,25 persen.

Baca Juga: