JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi dalam perdagangan tengah pekan ini. Pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi harga komoditas dunia, terutama lonjakan harga minyak dunia karena dampak pengurangan produksi.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksilan IHSG dalam perdagangan, Rabu (20/9), masih rawan terkoreksi di kisaran 6.959-7.013.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/9) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 44,24 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.980,32. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,19 poin atau 0,96 persen ke posisi 965,04.

"Pelaku pasar menantikan petunjuk mengenai outlook ekonomi dan arah kebijakan moneter ke depan," ujar Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta, kemarin.

Para pelaku pasar pada pekan ini wait and see terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed terkait suku bunga acuannya, Rabu (20/9) waktu AS, dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Kamis (21/9).

The Fed dan Bank Indonesia, keduanya diyakini akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level saat ini.

Sementara itu, inflasi inti Euro Area turun ke level 5.3 persen year on year (yoy) pada Agustus 2023 dari 5,5 persen (yoy) pada Juli 2023, yang diharapkan berlanjut, sehingga dapat meredam agresivitas ECB dalam menaikkan suku bunga acuan.

Baca Juga: