JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melanjutkan tren negatif awal pekan pekan ini. Absennya data penting ekonomi membuat sentimen IHSG akan bergantung pada pergerakan pasar uang dan komoditas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh lanjutan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, pergerakan harga komoditas dan pergerakan bursa global. Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (28/10), masih rawan terkoreksi dengan support 7.648 dan resistance di 7.739.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/10) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi. IHSG ditutup melemah 21,88 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.694,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,91 poin atau 0,41 persen ke posisi 943,25.
"Bursa regional Asia cenderung mixed (variatif), tampaknya pasar merespons kebijakan bank sentral Tiongkok atau People's Bank of China (PBOC ) yang menyuntikkan total 700 miliar yuan ke lembaga keuangan melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun pada 25 Oktober, sambil mempertahankan suku bunga pada 2,0 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Keputusan tersebut sebagai lanjutan bank sentral Tiongkok untuk meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang melemah, dengan memberikan langkah-langkah dukungan besar-besaran sejak pandemi Covid-19.