JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya pada awal pekan ini. Pergerakan IHSG diperkirakan masih dipengaruhi beberapa rilis data PDB Indonesia dan pergerakan dari pasar global.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (7/8), masih rawan melanjutkan koreksi dari akhir pekan lalu dengan support di level 6.833 dan resistance di level 6.934.

Seperti diketahui, IHSG bergerak cenderung negatif sepekan ini, berbalik dari catatan sepekan sebelumnya. IHSG sepanjang 31 Juli-4 Agustus terkoreksi sebesar 0,69 persen setelah menguat 1,19 persen pada 24-28 Juli lalu.

Koreksi tersebut salah satunya dipengaruhi pelemahan IHSG pada akhir pekan ini. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 45,24 poin atau 0,66 persen ke posisi 6.852,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,06 poin atau 0,83 persen ke posisi 958,97.

"Sektor properti dan real estate naik 0,98 persen paling kuat naik, sementara di posisi terlemah teknologi turun 1,91 persen, kesehatan turun 1 persen, dan dalam sepekan ini IHSG mengalami penurunan sebesar 0,69 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (4/8).

Pada pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan Indonesia turun ke level terendah selama 16 bulan di level 3,08 persen pada Juli 2023 dari 3,52 persen pada Juni 2023, atau lebih rendah dibandingkan dengan konsensus pasar sebesar 3,1 persen.

Sementara itu, inflasi inti pada Juli 2023 juga turun ke level terendah selama 16 bulan di level 2,43 persen dari 2,58 persen pada Juni 2023, dan di bawah perkiraan pasar sebesar persen.

Baca Juga: