JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi jelang akhir pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen meredanya ekspektasi pasar terhadap agresivitas kebijakan moneter di benua Eropa, terutama Inggris dan Zona Euro.

Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst dari Phintraco Sekuritas melihat IHSG mengalami technical rebound, Kamis (20/7). Sayangnya, technical rebound tersebut tak didukung volume transkasi, sementara pergerakan IHSG pada 14-18 Juli lalu membentuk pola evening star.

Karenanya, Alrich memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (21/7), rawan terkoreksi di kisaran support 6.780, resistance di 6.880, dan pivot 6.830.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/7), ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 33,99 poin atau 0,50 persen ke posisi 6.864,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,16 poin atau 0,33 persen ke posisi 961,53.

"Kami perkirakan penguatan hari ini lebih dipengaruhi oleh sentimen global, yang mana pada saat IHSG libur kemarin, bursa global cenderung menguat dan kami perkirakan IHSG meng-adjust penguatan tersebut," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Kamis (20/7).

Meski demikian, lanjut Herditya, investor perlu mewaspadai terhadap adanya sentimen dari Asia yang cenderung negatif, yang mana adanya perlambatan ekonomi Tiongkok, serta adanya rilis data ekspor dan impor Jepang yang cenderung tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Secara teknikal, menurutnya, apabila IHSG belum mampu menembus resistance di level 6.931, maka perlu mewaspadai terhadap adanya koreksi lanjutan ke area 6.740 sampai 6.799.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: