JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mengkuti pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pelemahan IHSG didorong oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pelemahan ini juga disebabkan oleh pendirian dari The Fed yang masih akan menahan suku bunga acuannya pada Juni mendatang.

Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangang, Jumat (31/5), cenderung koreksi terbatas dengan support di angka 6.984 dan resistance di level 7.097.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/5) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 113,39 poin atau 1,56 persen ke posisi 7.140,22, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,63 poin atau 1,62 persen ke posisi 886,17.

"IHSG dan bursa regional Asia melemah, seiring tekanan lonjakan imbal hasil global yang menekan pasar keuangan ekuitas," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut merupakan efek dari sentimen pasar karena bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, sehingga pasar memiliki pandangan ketidakpastian mengenai waktu dan ukuran penurunan suku bunga The Fed.

Sebelumnya, pernyataan Presiden Fed Atlanta Bostic mengatakan bahwa jalur menuju inflasi 2 persen belum pasti dan kenaikan harga masih signifikan.

Dengan demikian, pasar berspekulasi bahwa The Fed dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran, atau bahkan memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga sama sekali pada tahun ini, alhasil pasar menahan diri masuk pada pasar ekuitas.

Baca Juga: