JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini masih melanjutkan tren positif dari periode sebelumnya meskipun melemah jelang akhir pekan. Bahkan, penguatan sepekan ini lebih tinggi dibandingkan sepekan sebelumnya.

Sepekan ini, pelaku pasar terus mencermati perkembangan perekonomian Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

IHSG sepanjang 27 November-1 Desember 2023 menguat 0,72 persen, di atas capaian kinerja pada 20-24 November 2023 yang naik sebesar 0,46 persen.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/12) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati data perekonomian Tiongkok.

IHSG ditutup melemah 20,83 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.059,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,67 poin atau 1,04 persen ke posisi 939,70.

"Jelang akhir pekan, IHSG terpengaruh dari tekanan eksternal. Dari eksternal bursa regional Asia bergerak melemah sehubungan dengan sikap pelaku pasar yang terus menilai prospek ekonomi Tiongkok," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Dari mancanegara, berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur Tiongkok secara tak terduga meningkat pada November 2023, atau bertentangan dengan data resmi yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.

Pasar menantikan sikap pemerintah Tiongkok, yang hingga saat ini pasar masih terpecah mengenai otoritas Tiongkok perlukah melonggarkan kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.

Dari dalam negeri, S&P Global mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023.

Baca Juga: