JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkonsidasi pada awal pekan ini. Pergerakan rupiah dan komoditas global bakal menjadi sentimen bagi IHSG.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (29/1), bergerak menguat dengan support di 7.099 dan resistance 7.166.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/1) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor transportasi & logistik.

IHSG ditutup melemah 40,95 poin atau 0,57 persen ke posisi 7.137,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,30 poin atau 0,87 persen ke posisi 951,49.

"IHSG berada di zona merah, pasar tampak memonitor faktor eksternal dan internal," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dari mancanegara, bursa regional Asia terkoreksi akibat sikap wait and see pelaku pasar untuk masuk ke pasar keuangan menjelang rilis data laba industri di Tiongkok.

Di sisi lain, perekonomian di AS pada kuartal IV tumbuh 2,5 persen year on year (yoy), yang memberikan sinyal bahwa perekonomian AS masih solid, sehingga diperkirakan The Fed tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga acuannya.

Sementara itu, bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakan tetap di level 4,5 persen dan memberikan sinyal pemangkasan mulai pertengahan tahun.

Dari dalam negeri, pasar terus mencermati kondisi politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) pada bulan Februari 2024, dimana sejumlah isu mundurnya menteri turut memberikan warna pergerakan IHSG.

Presiden Jokowi menyampaikan presiden boleh memihak kepada kandidat calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres dan diperbolehkan untuk berkampanye.

Pelaku pasar khawatir ketidakstabilan politik akan kembali menekan pasar keuangan dalam negeri seiring dengan pro kontra terhadap pernyataan tersebut.

Baca Juga: