JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan fluktuasinya dalam perdagangan jelang akhir pekan ini. Pasar butuh waktu merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

IHSG dalam perdagangan, Jumat (26/4), diperkirakan kembali bergerak fluktuatif di kisaran 7.150 - 7.200. Equity Research Phintraco Sekuritas, Nurwachidah melihat pasar keuangan domestik nampaknya masih perlu waktu dalam merespon kebijakan moneter terbaru BI.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/4) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 19,23 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.155,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,86 poin atau 0,84 persen ke posisi 923,49.

"Bursa Asia didominasi pelemahan, mengekor pelemahan yang terjadi di Dow Jones akibat meluasnya keraguan terhadap sektor teknologi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari mancanegara, di Tiongkok penguatan terjadi pada bursa Hongkong dan Shanghai yang disebabkan optimisme pasar terhadap perekonomian Tiongkok.

Survei yang dilakukan Bloomberg memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok akan sebesar 4,8 persen pada tahun ini, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 4,6 persen, atau mendekati target pemerintah Tiongkok yang sebesar 5 persen pada 2024.

Namun demikian, penurunan properti tetap menimbulkan risiko terbesar terhadap pertumbuhan Tiongkok pada tahun ini.

Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) tengah memulai pertemuan terkait penetapan suku bunga yang kami perkirakan BOJ akan tetap mempertahankan suku bunganya atau dapat juga menaikkan tingkat suku bunganya guna menstabilkan nilai yen terhadap dollar.

Baca Juga: