Pasien Covid-19 yang meninggal dunia mengalami penambahan sebanyak 96 orang.

JAKARTA - Masyarakat jangan menganggap remeh pandemi Covid-19. Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Eka Ginanjar, mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

"Langkah 3M harus dilaksanakan," kata Eka melalui keterangan tertulis, Minggu (4/10).

Eka mengatakan memakai masker harus dilakukan dengan baik dan benar. Sebab, jika tidak, akan menjadi jalur masuk dan keluar virus korona yang menular melalui droplet atau aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.

Kedua, menjaga jarak lebih dari 1 meter. Masyarakat diminta menghindari kerumunan dan beraktivitas bersama dalam waktu lama dengan sirkulasi udara tertutup, termasuk makan bersama.

Terakhir, mencuci tangan selalu dengan air mengalir dan sabun dengan benar selama 40 sampai 60 detik. Atau, jika tidak ada, dapat diganti dengan penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol.

Eka mengatakan 3M harus dilaksanakan secara masif oleh semua orang tanpa terkecuali. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan sehingga jumlah korban dan potensi kerugian dapat ditekan.

"Disiplinkan diri Anda untuk menggunakan masker dan melaksanakan 3M dalam kehidupan sehari-hari seraya mengingatkan keluarga, teman, ataupun rekan kerja dan orang terdekat lainnya untuk menerapkan hal yang sama," kata Eka.

Terus Bertambah

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Ari Kusuma, mengatakan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah.

Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga Sabtu (3/10), terdapat 130 dokter, sembilan dokter gigi, dan 92 perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.

"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," kata Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Ari Kusuma.

Dari 130 dokter yang wafat, 67 merupakan dokter umum dengan empat di antaranya guru besar. Kemudian, 61 merupakan dokter spesialis dengan empat di antaranya guru besar dan dua orang residen.

Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten). Padahal, menurut Ari, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia. Dengan estimasi, satu dokter melayani 3.000 masyarakat.

"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien, baik Covid maupun non-Covid, akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya.

Ari mengatakan pesatnya angka kematian membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi juga tak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.

Ia berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 ini.

"Semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini dan bukan hanya kerugian secara ekonomi, namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri," kata Ari. n P-4

Baca Juga: