Tantangan terberat yang dihadapi dunia saat ini yakni ideology transnasional yang menyebar melalui medsos sehingga mudah memengaruhi generasi millennial dan generasi Z.

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengatakan, tantangan terberat yang dihadapi dunia saat ini adalah ideologi transnasional. Ideologi tersebut menyebar melalui penggunaan media sosial (medsos) yang berpotensi mengancam generasi muda.

"Tidak semua akun sosial media memberikan informasi positif, bahkan banyak yang melakukan kejahatan siber dan mengandung ideologi transnasional," ujar Boy Rafli dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UI, di Depok, Rabu (10/8).

Dia mengatakan, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara pengguna internet tertinggi. Terdapat 80 persen pemilik akun media sosial dari sekitar 274.9 juta penduduk Indonesia. "Sebanyak 60 persennya merupakan generasi millenial dan generasi Z yang mudah dipengaruhi," katanya.

Boy menyebut ada lima karakteristik dari ideologi transnasional atau terorisme. Pertama, bertentangan dengan konstitusi dan ideologi negara. Kedua, memiliki tujuan ideologi dan tujuan politik tertentu dan bersifat intoleran atau radikal terhadap ideologi negara Indonesia.

Ketiga, ideologi ini menghalalkan segala cara, termasuk menyebarkan konten yang melawan hukum. Selain itu, ada pemanfaatan narasi agama dalam merekrut anggota yang merupakan kalangan muda, serta selalu mengedepankan narasi yang intoleran.

"Ideologi transnasional bertentangan dengan ideologi Pancasila. Di tengah 'tsunami' informasi yang saat ini terjadi, ideologi transnasional dengan mudah masuk dan menyebar ke masyarakat Indonesia," jelasnya.

Pilar Kebangsaan
Lebih lanjut, Boy menekankan, untuk mencegah adanya radikalisme di dalam kampus, mahasiswa perlu memahami 4 Pilar Kebangsaan Konsensus Nasional Bangsa Indonesia yang meliputi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Pilar-pilar tersebut penting untuk dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Dari keempat pilar ini akan lahir karakter identitas kebangsaan, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, keadilan, pluralis dan multikulturalisme, serta patriotisme," tandasnya.

Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro, mengungkapkan pihaknya membekali mahasiswa baru dengan nilai toleransi dan karakter kebangsaan. Harapannya agar mahasiswa mampu menjunjung tinggi nilai Bineka Tunggal Ika dan memahami peran penting Pancasila. "Terutama dalam membangun karakter identitas bangsa Indonesia," ucapnya.

Baca Juga: