WASHINGTON - Bank Pembangunan Inter-Amerika atau The Inter-American Development Bank (IDB) dan Bank Dunia pada Jumat (12/4), mengeluarkan laporan terpisah mengenai modal yang dapat ditarik (callable capital), yaitu modal darurat yang dijanjikan oleh pemerintah tetapi belum dibayarkan, yang dapat membantu bank pembangunan multilateral meningkatkan kapasitas pinjaman mereka.

Dikutip dari The Straits Times, laporan-laporan tersebut merupakan hasil dari kajian teknis selama berbulan-bulan dan uji tekanan balik (reverse stress test) yang menunjukkan para pemegang saham memandang komitmen mereka untuk memberikan modal darurat sebagai hal yang mengikat secara hukum, namun melihat kemungkinan kecil hal itu akan diperlukan.

IDB mengatakan, pihaknya telah melakukan uji stres terbalik yang menunjukkan semua pemegang sahamnya menganggap kewajiban penarikan modal tersebut mengikat secara hukum. Namun seruan mengenai modal darurat masih merupakan "skenario yang sangat kecil kemungkinannya".

Bank Dunia mengatakan analisisnya menunjukkan kemungkinan adanya tindakan itu "sangat kecil".

IDB mengatakan, manajemen seniornya yakin lembaga pemeringkat kredit akan menganggap analisis itu berguna dalam menilai nilai modal yang dapat ditarik. Studi ini merupakan bagian dari upaya besar IDB dan bank multilateral lain untuk memperluas sumber daya yang tersedia guna membantu negara-negara miskin melawan perubahan iklim.

Lebih Banyak Pinjaman

Bank Dunia mengatakan, tinjauannya terhadap prosedur dan tata kelola callable capital telah memberikan kejelasan dan transparansi mengenai komitmen pemegang saham, dan dapat membuka jalan bagi perubahan untuk memungkinkan lebih banyak pinjaman.

"Informasi ini akan membantu lembaga pemeringkat untuk menilai dengan lebih baik nilai modal yang dapat ditarik ke bank pembangunan multilateral (multilateral development bank/MDB)," katanya.

"Pengakuan tambahan dari lembaga pemeringkat atas nilai modal yang dapat ditarik berpotensi memungkinkan Bank Dunia dan MDB lainnya untuk memperluas kapasitas keuangan guna memenuhi kebutuhan pembangunan yang terus meningkat dan meningkatkan taraf hidup jutaan orang."

Laporan serupa mengenai modal yang dapat ditarik juga diterbitkan oleh Bank Pembangunan Afrika, Bank Pembangunan Asia, dan Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan.

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan Amerika Serikat, mengatakan, laporan tersebut menandai kemajuan setelah kerja keras selama berbulan-bulan, dengan perhatian sekarang beralih ke peningkatan keterlibatan dengan lembaga pemeringkat kredit.

"Pernyataan-pernyataan ini seharusnya memberikan keyakinan ada potensi ruang untuk memberikan nilai lebih pada modal yang dapat ditarik," kata pejabat itu.

"Ini adalah pekerjaan yang teliti dan terperinci dari pihak MDB dan para pemegang saham sangat senang."

Menkeun AS, Janet Yellen, telah meminta MDB untuk memprioritaskan memasukkan "bagian yang bijaksana" dari modal yang dapat ditarik ke dalam kerangka kecukupan modal mereka, sebagai bagian dari reformasi yang lebih luas yang bertujuan untuk memperluas pilihan pendanaan untuk membantu negara-negara berkembang di tengah krisis iklim yang semakin memburuk.

Para eksekutif senior di MDB telah bertemu dengan lembaga pemeringkat kredit terkemuka di tengah dorongan luas untuk memperluas kapasitas pinjaman mereka dan membantu negara-negara bersiap menghadapi perubahan iklim dan tantangan lainnya.

Baca Juga: