Dokter Konselor Laktasi dan Tumbuh Kembang Bayi, Ameetha Drupadi, mengatakan ibu hamil dan menyusui tetap bisa berpuasa. Meski begitu ada keringanan utamanya untuk ibu menyusui yang usia bayinya di bawah enam (6) bulan karena bayi masih dalam masa ASI eksklusif.

JAKARTA - Dokter Konselor Laktasi dan Tumbuh Kembang Bayi, Ameetha Drupadi, mengatakan ibu hamil dan menyusui tetap bisa berpuasa. Meski begitu ada keringanan utamanya untuk ibu menyusui yang usia bayinya di bawah enam (6) bulan karena bayi masih dalam masa ASI eksklusif.

"Jadi, ibu hamil dan ibu menyusui tetap bisa mengikuti puasa Ramadhan selama mereka mampu dan tidak ada ancaman kesehatan bagi dirinya dan bayi yang ada dalam kandungan," ujar Ameetha, dalam Media Talk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), di Jakarta, Jumat (24/3).

Dia menerangkan, tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI sama seperti saat sedang tidak puasa. Untuk ibu hamil, berkurangnya jumlah asupan kalori yang dikonsumsi selama berpuasa tidak akan membuat perbedaan yang signifikan terhadap perkembangan bayi dalam kandungan.

Amertha menambahkan dalam hukum Islam terdapat keringanan berpuasa/rukhsoh bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Keduanya diperbolehkan tidak berpuasa dengan alasan kesehatan baik bagi sang ibu maupun bayinya.

"Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh mereka selama menjalankan ibadah puasa baik saat sahur dan berbuka agar tetap sehat terutama pemenuhan gizi seimbang," jelasnya.

Dia menyarankan, beberapa tips untuk tetap lancar menyusui dengan memaksimalkan pumping dan menyusui di malam hari. Penting juga menjaga asupan nutrisi dan makanan saat sahur dan berbuka puasa, mencukupi kebutuhan air dengan minum air putih 1,5-2 liter/hari, istirahat yang cukup, dan segera berhenti berpuasa jika dirasa sudah tidak memungkinkan.

Ameetha menuturkan sebaiknya baik ibu hamil maupun ibu menyusui melakukan konsultasi terlebih dahulu sekaligus memeriksakan diri ke dokter kandungan. Hal tersebut intuk memastikan kondisi yang aman untuk berpuasa.

"Bila memang diperbolehkan untuk berpuasa, ada syarat yang harus dijalani, yaitu tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi, baik bagi diri sendiri maupun janin yang dikandung dan bayi yang masih dalam masa ASI," tandasnya.

Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA, Anggin Nuzula Rahma mengatakan ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Balita yang tidak diberikan ASI ekslusif sejak lahir memiliki risiko stunting sebesar 4,8 kali dibandingkan dengan balita yang diberikan ASI ekslusif sejak lahir.

"Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan seribu hari pertama kehidupan anak dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dalam kondisi berpuasa ini, ibu hamil dan ibu menyusui harus memperhatikan hal-hal terkait kesehatan dan pemenuhan nutrisi terbaik bagi ibu dan bayi," terangnya.

Baca Juga: