JAKARTA - Memastikan kesiapan mental dan kesehatan ibu jelang proses kelahiran adalah hal yang penting bagi bidan sebagai tenaga kesehatan yang profesional. Sebab, kedua hal ini menjadi penentu anak kelak bertumbuh kembang secara optimal.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat Hj. Eva Riantini, S.Keb.,S.Sos.,MM.Kes, menuturkan selain hal itu, bidan juga harus memastikan ibu cukup gizi dan tidak menderita hipertensi, diabetes dan penyakit penyerta lainnya agar dapat menjalani persalinan secara normal. Hal ini sekaligus untuk mengurangi berbagai resiko komplikasi yang dapat berakibat padakematian ibu.
Pentingnya peran bidan dalam membantu proses persalinan dan penentu awal kehidupan generasi selanjutnya menjadi pendorong bagi bidan untuk memperkuat perannya dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
"Oleh karena itu, sejak Juli 2023 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesiamenggelar rangkaian kampanye Bidan Sahabat Ibu dan Anak yang diikuti oleh lebih dari seribu bidan di wilayah Jawa Barat," kata Eva melalui siaran pers Jumat (6/10).
Rangkaian kampanye Bidan Sahabat Ibu dan Anak terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya seminar edukasi gizi hingga Lomba Bidan Sahabat Ibu dan Anak. Kompetisi tersebut berhasil memicu semangat inovasi dan kreativitas di antara bidan-bidan yang berpartisipasi.
"Setelah melalui proses penilaian yang ketat, akhirnya terpilihlah lima bidan yang menerima penghargaan sebagai bidan inovatif atas kontribusi mereka dalam menyebarkan pengetahuan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Kelima bidang pemenang lomba adalah Yanyan Mulyani, SST., MM., M.Keb, Aneu Chandawati, Lia Kamelia, S.S.T., Bd, M.Keb, Desi Trisiani, dan Jamilah Sulastri. Mereka berhasil menjadi yang terbaik dari 17 bidan peserta lomba tersebut. Dalam lomba tersebut ia menciptakan resep puding kelor yang enak dan lembut dengan kental manis sebagai pengganti gula,diajarkan kepada peserta edukasi yang berjumlah 110 orang.
Selain aktif sebagai bidan ia juga aktif sebagai dosen pengajar di Bhakti Kencana dan juga sebagai Wakil Dekan Universita Bhakti Kencana Bandung. Profesi bidan dengan membuka praktik dirumah telah dijalani selama 18 thn. Baginya menjadi bidan adalah profesi yang sangat mulia dan memberikan manfaat bagi orang banyak khususnya ibu
Aneu Chandawati selain profesinya sebagai bidan, saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa magister kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung. Selain aktif di klinik mandirinya aneu juga aktif sebagai pengurus di organisasi bidan perwakilan cabang Bandung.
Baginya menjadi bidan adalah melakukan tugas yang mulia karena dia dapat mengabdikan dirinya sebagai pelayan bagi ibu dan anak selama daur kehidupannya. Aneu merupakan bidan percontohan yang terpilih oleh pemerintah kota Bandunguntuk wilayah kota Bandung
Lia Kamelia merupakan bidan asal Rancaekek kabupaten Bandung Barat ini telah mengabdikan dirinya sebagai bidan hampir 15 th lamanya. Sejak muda Lia bercita-cita menjadi seorang bidan karena kecintaannya pada dunia anak-anak, remaja.Selain itu Lia aktif sebagai dosen di Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung. Di tempatnya tinggal Lia merupakan bidan kesayangan warga karena dedikasinya.
Desi Trisiani merupakan bidan yang berdomisili di kota Bandung. Termotivasi sebagai bidan karena melihatuwa(bibi) nya yang berprofesi bidan. Bagi bibinya merupakan wanita yang hebat dan berdayaselain membantu orang lain beliau juga merupakan tulang punggung dalam keluarga. Desi selain menjadi bidan merupakan Dosen di Politeknik Bhakti Asih, Dharma Husada dan Universitas Aisyiyah sebagai dosen tamu. Ia juga aktif di organisasi IBI Jawa Barat.
Jamilah Sulastri, merupakan bidan asal Cihampelas Kabupaten Bandungyang telah mengabdi selama 18 tahun menjadi bidan PNS di RSUD Cililin sebagai Kepala Ruangan Nifas. Baginya profesi bidan adalah profesi mulia karena dapat menolong orang lain melahirkan. Selain menjadi PNS, ia aktif mengajar sebagai dosen tamu dan juga aktif di halo bidan.