"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati. Itulah pertanyaan Pria berjubah putih dalam Lukas 24:5-6. Lalu kalimat itu diikuti, " Ia telah bangkit... "

itulah salah satu nas tentang Kebangkitan. Pertanyaan Pria berjubah putih tersebut ditujukan kepada tiga wanita: Maria Madgalena, Maria Ibu Yakobus dan Salome. Mereka ke kubur ingin memberi rempah-rempah pada jenazah Yesus.

Gercep tiga wanita ini dipuji pater Ignas Wagut Ofm dalam kotbah Misa Malam Paskah di Biara Santa Clara Pacet, Sabtu (30/3). Pater bertanya di mana kaum pria? Mereka ngumpet termasuk dedengkot rasul, Petrus. "Mereka takut dibunuh juga karena Sang Guru sudah dibunuh, " kata Ignas.

Namun kelak setelah Yesus bangkit, apalagi ditambah pengurapan Roh Kudus, mereka menjadi pemberani dan pewarta kebangkitan Kristua. Para rasul lalu membabtis banyak orang untuk menjadi murid Kristus. Ignas minta kita menjadi pengikut Kristus yang mati dan bangkit.

Peristiwa Kebangkitan adalah tonggak iman. "Sia-sialah iman bila tanpa Kebangkitan, " tandas Ignas. Tanpa kebangkitan berarti kita mengikuti orang mati, tak ada bedanya dengan orang biasa.

Maka, kebangkitan Kristus, bukan hanya kehancuran kematian, tetapi juga asuransi keselamatan kita. Kebangkitan adalah jaminan hidup kekal di surga. Maka paskah adalah menjadi pengikut Kristua yang mati dan bangkit. Artinya seluruh dosa kita dikubur dan kita bangkit menjadi manusia baru yang suci agar pantas ikut bangkit bersama Kristus di akhir zaman.

Resirrexit Alleluia, Ia telah bangkit, alleluia. Selamat Paskah.

Baca Juga: