Wanagama Nusantara akan menjadi etalase berbagai inovasi dan adaptasi teknologi cerdas untuk memitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan.
PENAJAM PASER UTARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan hutan pendidikan dan penelitian Wanagama Nusantara, di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (13/9). Wanagama merupakan hutan pendidikan yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Berdasarkan data UGM, Wanagama Nusantara memiliki luas 621 hektare, dengan pengembangan tahap awal seluas 28 hektare. Dalam acara pencanangan tersebut, Presiden antara lain melakukan penanaman pohon tengkawang, menandatangani tugu pencanangan Wanagama Nusantara, hingga melakukan pelepasan burung.
Seperti dikutip dari Antara, turut hadir mendampingi Presiden Jokowi pada kesempatan tersebut, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan civitas akademika UGM.
Sebelumnya, Rektor UGM, Ova Emilia, mengatakan UGM menginisiasi hadirnya Wanagama Nusantara untuk mendukung pengembangan konsep forest city atau kota hutan di IKN.
"Wanagama Nusantara sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pengembangan forest city dan agenda adaptasi terhadap perubahan iklim global," ujar Ova.
Pada tahap pertama, Ova menyebut Wanagama Nusantara bakal dikembangkan pemerintah pada lahan seluas 28 hektare dengan potensi luas 621 hektare di IKN.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Wanagama Nusantara akan menjadi etalase berbagai inovasi dan adaptasi teknologi cerdas untuk memitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan," ujar Ova.
Rehabilitas Lahan Kritis
Ova mengatakan pengembangan itu hendak mereplikasi keberhasilan UGM dalam merehabilitasi lahan kritis, baik dari sisi ekologis dan sosial ekonomi melalui Hutan Pendidikan Wanagama di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kehadiran Wanagama di Gunungkidul pada 1963 diinisiasi oleh para tokoh dari Fakultas Kehutanan UGM, yang bertujuan memberikan contoh rehabilitasi lahan kritis baik dari sisi ekologis maupun sosial ekonominya.
Wanagama, menurut Ova, menjadi bagian dari upaya untuk merespons munculnya krisis air, krisis pangan, krisis kesehatan maupun kemiskinan yang terjadi pada saat itu di wilayah Gunungkidul.
Dengan pendekatan ekologis berupa rehabilitasi hutan, masyarakat diajak untuk menanam kembali tanaman kehutanan, tanaman pertanian, ataupun peternakan berdampingan dengan pola agroforestry yang pada akhirnya mereka memahami akan pentingnya hutan.
Melalui konsep pengembangan hutan pendidikan dan penelitian, serta advokasi sosial yang terintegrasi, kata Ova, Wanagama Nusantara diharapkan mampu menjadi wadah pengembangan riset dan pengabdian masyarakat yang bersifat transdisiplin serta berkelanjutan, yang antara lain mencakup bidang biomedical, reforestasi, sustainability dan iklim mikro, smart and inclusive society, serta green economy.
Rektor UGM meyakini pembangunan IKN yang berorientasi Indonesia-sentris mampu mempercepat transformasi ekonomi Indonesia, dengan menjaga keseimbangan perlindungan ekosistem secara menyeluruh.
"Pengawalan pembangunan IKN menjadi upaya penting bagi terwujudnya kota yang berkelanjutan, cerdas, dan inklusif," kata Ova.