Hun Manet, putra sulung dari PM Hun Sen, menegaskan bahwa partainya, CPP, telah menang melawan oposisi dengan menyatakan bahwa rakyat Kamboja telah menyatakan keinginan mereka dengan jelas melalui pemungutan suara.

PHNOM PENH - Anak dari Perdana Menteri Kamboja yaitu Hun Manet pada Senin (24/7)menegaskan keabsahan pemilihan umum yang dimenangkan partainya melawan oposisi. Penegasan itu dilontarkan untuk menentang kritik internasional bahwa pemungutan suara itu tidak bebas dan tidak adil.

Hun Manet adalah anak dari PM Hun Sen yang telah memerintah Kamboja selama hampir 40 tahun. Hun Sen baru-baru ini mengindikasikan bahwa ia akan segera menyerahkan kekuasaan kepada putra sulungnya itu.

Pada Minggu (23/7), Kamboja melaksanakan pemilu di mana partai yang berkuasa, Partai Rakyat Kamboja (CPP), diperkirakan akan memenangkan semua kecuali lima dari 125 kursi parlemen di majelis rendah, karena partai kecil royalis yang berpihak pada pemerintah dan yang dipimpin oleh Pangeran Norodom Chakravuth, FUNCINPEC, diperkirakan akan mengambil lima kursi.

"Rakyat Kamboja telah menyatakan keinginan mereka dengan jelas melalui pemungutan suara," tulis Hun Manet di media sosial. "Jumlah suara yang luar biasa telah menyatakan dukungan untuk Partai Rakyat Kamboja," imbuh dia seraya mengucapkan terima kasih kepada warga Kamboja karena telah memilih untuk memberikan hak suaranya dan terutama untuk semua dukungan dan kepercayaan pada CPP.

Hasil resmi pemilu Kamboja sendiri belum akan tersedia selama berminggu-minggu, namun CPP pada Minggu malam mengklaim telah meraih kemenangan telak.

Reaksi AS

CPP menang setelah satu-satunya kekuatan oposisi yaitu Partai Cahaya Lilin, didiskualifikasi secara teknis.

Menyikapi hal itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan pemilihan itu tidak bebas dan tidak adil, sambil menegaskan adanya pola ancaman dan pelecehan terhadap oposisi politik, media, dan masyarakat sipil.

"Tindakan ini bertentangan dengan suara dan pilihan rakyat Kamboja dalam menentukan masa depan negara mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan pada Senin, seraya mengatakan bahwa Washington DC sedang bersiap untuk memberlakukan pembatasan visa pada beberapa individu karena merusak demokrasi, dan menghentikan beberapa program bantuan.

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri Tiongkok justru mengucapkan selamat kepada Hun Sen atas kemenangannya dalam pemilu dan mengatakan Beijing berharap untuk bisa memperkuat hubungan yang sudah dekat. AFP/I-1

Baca Juga: