TAIPEI - Kementerian Pertahanan Taiwan, pada Rabu (6/10), memperingatkan hubungan militer pulau itu dengan Beijing telah jatuh ke titik terendah dalam empat dekade, menyusul serangkaian penerobosan jet Tiongkok ke zona pertahanan udara Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

"Untuk militer, situasi saat ini adalah yang paling suram dalam lebih dari 40 tahun sejak saya bergabung dengan layanan," kata Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, kepada parlemen, setelah pada peringatan Hari Nasional Tiongkok, Jumat lalu, sekitar 150 pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melanggar zona pertahanan udara Taiwan.

Misi itu telah memicu kritik oleh Washington dan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, memperingatkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan Selasa tentang "konsekuensi bencana" jika pulau itu jatuh ke Tiongkok.

Taiwan terus-menerus hidup di bawah ancaman invasi oleh Tiongkok, yang memandang pulau demokratis dengan memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya yang jika perlu akan diambil kembali dengan paksa suatu hari nanti.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang menyebut perebutan Taiwan "tak terhindarkan" dalam surat kepada pemimpin oposisi utama Taiwan yang baru terpilih pekan lalu juga menggambarkan hubungan antara Tiongkok dan Taiwan "suram".

Chiu memperingatkan bahkan "sedikit kecerobohan" atau "salah perhitungan" dapat memicu "krisis" di Selat Taiwan, menambahkan bahwa Beijing akan berada dalam posisi untuk meluncurkan serangan skala penuh pada 2025.

"Sekarang sudah bisa, tapi harus menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan dan hasil seperti apa yang ingin dicapai. Setelah 2025 biaya dan kerugian akan diturunkan seminimal mungkin," kata Chiu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Tekanan Militer

Beijing telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi sejak pemilihan Tsai 2016, karena ia memandang pulau itu "sudah merdeka" dan bukan bagian dari "satu Tiongkok".

Tsai mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan Selasa bahwa Taiwan akan "melakukan apa pun yang diperlukan" untuk menjaga dari ancaman, tetapi pulau itu berharap untuk hidup berdampingan secara damai dengan Tiongkok. Pemerintahnya mendesak Beijing untuk menghentikan "tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab" setelah rekor 56 jet Tiongkok, termasuk pembom berkemampuan nuklir, menyeberang ke ADIZ Taiwan pada Senin.

ADIZ tidak sama dengan wilayah udara teritorial Taiwan, tetapi mencakup area yang jauh lebih besar yang tumpang tindih dengan bagian dari zona identifikasi pertahanan udara Tiongkok sendiri dan bahkan mencakup beberapa daratan. Tahun lalu, rekor 380 jet militer Tiongkok membuat serangan ke zona pertahanan Taiwan. Jumlahnya hingga Oktober tahun ini sudah melebihi 600 orang.

Delegasi senator Prancis yang dipimpin mantan Menteri Pertahanan, pada Rabu, tiba di Taiwan, untuk pembicaraan dengan Presiden Tsai Ing-wen, meskipun ada protes keras dari Tiongkok. Beijing menentang Taipei yang memiliki hubungan diplomatik resmi dan telah secara agresif mencoba untuk mencegah para politisi berkunjung dalam beberapa tahun terakhir.

Kedutaan Tiongkok memperingatkan kunjungan itu akan merusak kepentingan Tiongkok, hubungan Tiongkok-Prancis dan "citra Prancis" dalam komentar baru-baru ini di situsnya. Kementerian Luar Negeri Prancis menolak protes Tiongkok, dengan mengatakan para senator bebas membuat keputusan sendiri tentang rencana perjalanan mereka.

Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, delegasi tersebut akan bertemu Tsai, pada Kamis, sebelum mengakhiri perjalanan mereka pada Minggu. "Para senator melakukan kunjungan meskipun ada ancaman dari duta besar Tiongkok untuk Prancis, menunjukkan komitmen teguh mereka terhadap semangat kebebasan dan demokrasi," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Baca Juga: