Rusia mengkritik sikap Jepang karena tidak bersahabat terhadap Moskow. Kremlin menyebut sikap tersebut menghambat hubungan ekonomi kedua negara, termaduk dalam energi.

"Jepang mengambil posisi yang sangat tidak bersahabat terhadap Rusia. Bagaimanapun, sikap tidak bersahabat seperti itu tidak membantu memfasilitasi hubungan perdagangan dan ekonomi, termasuk dialog energi," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Kamis (7/7).

"Kami membahas proposal Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemarin dan mengatakan bahwa ini hanya inisiatif yang diumumkan, tidak ada keputusan konsolidasi yang diambil. Terus terang, diragukan apakah keputusan seperti itu bisa diambil," lanjutnya.

Jepang telah bergabung dengan negara-negara kelompok G7 dalam menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas serangannya terhadap Ukraina. Moskow juga terganggu oleh laporan bahwa Kishida telah mengusulkan pembatasan harga minyak Rusia.

Sementara itu, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengingatkan bahwa harga minyak global mungkin melebihi US$300-US$400 per barel jika proposal pembatasan harga diterapkan.

"Jepang tidak akan memiliki minyak atau gas dari Rusia, serta tidak ada partisipasi dalam proyek LNG Sakhalin-2 sebagai akibatnya," ucap Medvedev, menekan saham Mitsui & Co dan Mitsubishi Corp.

Skema pembatasan harga beli minyak Rusia pertama kali digaungkan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Juni lalu dan kemudian dibahas oleh negara-negara G7.

Baca Juga: