BEIJING - Ren Zhengfei, pendiri perusahaan telekomunikasi raksasa Tiongkok, Huawei, membantah bahwa perusahaan teknologinya dijadikan alat untuk mata-mata bagi Beijing. Penyataan Zhengfei itu dilontarkan sebagai tanggapan balasan atas upaya AS untuk memasukkan perusahaannya dalam daftar hitam.

Dalam pernyataannya, Zhengfei juga mengatakan bahwa dunia tidak dapat melakukan apapun tanpa Huawei dan berkat teknologinya yang amat maju, sembari menampik kemungkinan akan ada cara untuk menyalahgunakan teknologi itu tanpa sepengetahuannya.

"Itu tak mungkin terjadi karena di seluruh organisasi kami, kita telah berulang kali menekankan tidak akan pernah melakukan itu," katanya dalam sebuah sesi wawancara dengan CBS pada Selasa (19/2). "Jika kita memiliki kemampuan itu, dengan teknologi canggih yang dimiliki Amerika, mereka sudah akan menemukannya. Jadi itu membuktikan kita tidak memilikinya," imbuh dia.

Dalam pernyataan secara terpisah, Zhengfei pun berjanji akan menutup perusahaan daripada harus membantu Beijing untuk melakukan mata-mata.

Selain itu Zhengfei, 74 tahun, juga mengecam bahwa penangkapan putrinya yang jadi petinggi bendahara Huawei, Meng Wanzhou, yang dituduh melanggar sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan akan menghadapi sidang ekstradisi di Kanada bulan depan, sebagai hal yang bermotif politik.

"Kami keberatan dengan ini," kata Zhengfei. "Tapi sekarang setelah kita menempuh jalur hukum dan kita akan membiarkan pengadilan menyelesaikannya," imbuh dia seraya menekankan bahwa dirinya akan tetap melawan dalam menghadapi tekanan AS.

"Tidak mungkin AS dapat menghancurkan kami," katanya dalam wawancara dengan BBC. "Dunia tidak bisa meninggalkan kita karena kita lebih maju," tegasnya.

Selain tuduhan mata-mata, AS juga menuduh Huawei mencuri rahasia dagang dengan mengatakan bahwa perusahaan itu telah menawarkan hadiah kepada karyawan karena mencuri teknologi dari saingannya. Atas semua tuduhan itu, Zhengfei justru memilih untuk mengabaikannya.

"Jika lampu padam di Barat, maka Timur akan tetap bersinar," timpal dia dengan menggunakan perumpamaan. "Amerika tidak mewakili dunia, bahkan jika negara itu membujuk lebih banyak negara untuk tidak menggunakan teknologi kami untuk sementara waktu," tambah dia.

Desakan AS

Tanda-tanda bahwa upaya AS untuk meyakinkan sekutunya untuk menghindari teknologi Huawei sejauh ini makin meningkat. Tahun lalu, akibat masalah keamanan telah mendorong Australia untuk melarang peralatan Huawei dari jaringan 5G di masa depan.

Selandia Baru juga telah memblokade operator telekomunikasi terbesarnya dari menggunakan teknologi Huawei untuk jaringan generasi berikutnya demi meminimalkan risiko keamanan yang ditimbulkan dengan menggunakan peralatan Huawei dalam infrastruktur 5G. AFP/I-1

Baca Juga: