Sulit memang mengajak DPR untuk melihat nasib rakyat karena selalu fokus pada kepentingannya. Tapi mbok ya jangan dilakukan saat pandemi superberat seperti sekarang ini. Ngerem sedikitlah untuk keperluan sendiri.

Bicara mengenai anggota DPR memang tidak ada putus-putusnya, terutama yang notorius. Beberapa waktu lalu, anggota DPR dari Fraksi PAN, Saleh Daulay, minta kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memberikan fasilitas ICU khusus wakil rakyat yang terpapar Covid-19.

Dia tidak mau lagi mendengar ada anggota DPR tidak sempat masuk ICU. Waktu itu langsung direaksi masyarakat. Di antaranya, pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono. Menurutnya, ini permintaan aneh. Malahan Pandu menyindir, "Kenapa tidak minta dipastikan mendapat pemakaman yang layak?"

Heboh pertengahan bulan Juli lalu itu tidak menjadi pelajaran penghuni Senayan. Sebab sekarang, mereka akan dibuatkan ruang isolasi istimewa. Kalau ada yang terpapar Covid-19, anggota DPR akan diisolasi di hotel bintang tiga, Oasis atau Ibis. Sekjen DPR, Indra Iskandar, beralasan lembaga lain juga sudah membuatnya.

Dalam fasilitas isoman di hotel, DPR akan mendapat visitasi dokter, vitamin 3 kali sehari,makan 3 kali sehari. Ada juga fasilitas antigen dan PCR. Betapa luar biasa fasilitas wakil rakyat yang tidak pernah bekerja untuk rakyat. Seperti permintaan sebelumnya untuk rumah sakit khusus dan fasilitas ini, selalu memikirkan diri sendiri, tidak pernah mau melihat rakyat yang diwakili.

Mestinya, malulah dalam situasi seperti sekarang masih terus minta diistimewakan. Rumah dinas luas dan besar, bisa isolasi di situ. Belum lagi kamar kerja yang luas dan besar, juga sangat bisa untuk isoman. Sementara itu, banyak rakyat empet-tempetan tinggal di rumah petak, tak mungkin untuk isoman.

Padahal dari sisi kinerja DPR sangat memprihatinkan. RUU yang masuk prolegnas tidak pernah bisa tuntas dikerjakan. Malahan tahun ini dari 50 hanya 13 yang lolos. Wah benar-benar njelehi kalau berbicara antara kinerja dan fasilitas yang terus diminta DPR. Hidup mereka jauh lebih mewah dibanding puluhan juta rakyat. Kerja mereka enteng, tapi digaji, difasilitasi serbamewah. Masih juga dalam pandemi seperti sekarang minta diistimewakan. Hadehhh!

Ya, entah tulus atau memanfaatkannya menjadi panggung, adajuga anggota yang menolak fasilitas isoman di hotel bintang tiga tersebut. Misalnya, itu disuarakan Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto. Dia menilai keputusan Sekretariat Jenderal DPR memberikan fasiltas hotel untuk isolasi mandiri kepada legislator tidak tepat. Dia bahkan menyarankan agar keputusan tersebut dibatalkan. "Saya kira ini tidak tepat dan kami berharap ini dibatalkan," katanya

Semoga saja itu benar-benar tulus, bukan mencari panggung bagi diri sendiri. Dia melihat, anggaran DPR untuk refocusing penanganan Covid-19 sebaiknya untuk penanganan pandemi rakyat, seperti pengadaan obat-obatan, pengadaan sembako, serta bantuan lain yang sifatnya langsung ke masyarakat.

Sulit memang mengajak DPR untuk melihat nasib rakyat karena selalu fokus pada kepentingannya. Tapi mbok ya jangan dilakukan saat pandemi superberat seperti sekarang ini. Ngerem sedikitlah untuk keperluan sendiri.

Mestinya anggota DPR melakukan langkah-langkah yang tidak biasa semasa Covid ini. Katakanlah kalau biasanya minta fasilitas terus, kini saatnya memberi. Misalnya, beramai-ramai menyerahkan seluruh gaji untuk disumbangkan kepada masyarakat yang terpapar Covid. Inilah langkah yang tidak biasa.

Sebab di luar gaji, mereka masih mendapat banyak fasilitas dan tunjangan. Jadi, kalau gaji mereka diserahkan, tidak akan membuat kalang kabut. Jangan hanya satu bulan. Biar langkahnya luar biasa, maka Agustus-Desember 2021 gaji mereka diserahkan. Bisakah? Mimpi kali ye, kalau meminjam istilah anak-anak milenial. ν

Baca Juga: