BPS mencatat tingkat hotel bintang lima di DKI Jakarta mengalami tingkat hunian tertinggi pada Januari 2022.
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hotel bintang lima di DKI Jakarta mengalami tingkat penghunian kamar (TPK) tertinggi pada Januari 2022 dibandingkan kelas hotel bintang lainnya.
"Tingkat hunian kamar pada kelas hotel bintang lima sebesar 56,8 persen atau tertinggi dibandingkan kelas hotel bintang lainnya," kata Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Anggoro Dwitjahyono, dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual, kemarin.
Anggoro menjelaskan, TPK hotel bintang pada Januari 2022 mencapai 52,3 persen, atau turun 6,5 persen poin dibandingkan Desember 2021. Namun, kondisi tersebut mengalami kenaikan 11,2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Secara umum, Anggoro menilai, TPK hotel bintang pada awal 2022 mulai menunjukkan peningkatan meskipun belum pulih seperti kondisi normal pada tahun 2019.
Jika hotel bintang lima mengalami tingkat hunian tertinggi, lain halnya dengan hotel bintang tiga yang mengalami penurunan TPK terbesar dari 59,4 persen menjadi 49,2 persen atau menurun 10,1 persen poin dibandingkan Desember 2021.
Hotel bintang lima juga masih menjadi pilihan utama menginap bagi wisatawan asing, yakni sebanyak 41,4 persen. "Sementara itu wisatawan Indonesia lebih memilih menginap di hotel bintang tiga sebesar 38,8 persen," kata dia.
Adapun proporsi tamu asing yang meningap di hotel bintang lima mencapai 5,9 persen pada Januari 2022, lebih tinggi dibandingkan Desember 2021 dan Januari 2021.
Rata-rata lama menginap baik tamu asing maupun Indonesia pada Januari 2022 selama 2,08 hari, atau menurun 0,02 hari dibandingkan bulan sebelumnya dan menurun 0,74 hari dibandingkan Januari 2021.
Lonjakan Harga
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap perang Rusia-Ukraina tidak mempengaruhi harga terigu di pasaran di Ibu Kota, menyusul beberapa bahan pokok lainnya yang telah mengalami peningkatan harga dalam beberapa hari terakhir.
Dia menyebutkan, Ukraina menjadi salah satu negara asal impor gandum Indonesia yang menjadi bahan pokok tepung terigu.
"Untuk kenaikan harga bahan pokok ada faktor lain yang sekarang belum kita rasakan. Ada Ukraina perang dengan Rusia, itu kita mengimpor bahan gandum yang besar sekali dari Ukraina, kita juga akan berdampak," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/3).
Meski demikian, Riza mengharapkan kebutuhan gandum masih bisa tercukupi melalui stok yang ada.Riza menyebutkan, untuk lonjakan harga bahan pokok di Jakarta juga disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya kurangnya pasokan akibat cuaca buruk yang terjadi di beberapa daerah.
"Ini memang (bahan pokok) ketersediaannya juga terbatas, ini juga (terjadi karena) banyak faktor ada kebutuhan yang tinggi, pasokan kurang, faktor cuaca dan sebagainya," kata dia.
Untuk menekan harga pangan yang semakin meningkat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya melakukan pengendalian harga. "Di antaranya melalui operasi pasar, kemudian ada insentif bagi pengusaha," kata Riza.
Berdasarkan data dari info pangan Jakarta, komoditas pangan di Jakarta terus mengalami peningkatan, khususnya komoditas cabai. Data per 4 Maret 2022, harga cabai rawit merah mencapai 73.111 rupiah, disusul cabai merah besar 50.345 rupiah, cabai merah keriting 50.311 rupiah, dan cabai rawit hijau 43.666 rupiah per kilogram (kg). Untuk harga terigu saat ini 8.544 rupiah per kg.