JAKARTA - Emiten produsen beras kemasan, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan pembangkit listrik berbahan bakar limbah kulit padi di Sumatera Selatan dapat beroperasi pada akhir 2019 atau paling lambat awal tahun 2020 bisa menghasilkan listrik hingga maksimal 3 MW (Megawatt).

Investor Relations Buyung Poetra Sembada, Dion Surijata, mengatakan hingga akhir Oktober 2019 ini, pembangkit listrik berbahan bakar limbah kulit padi di Sumatera Selatan sedang memasuki tahap uji coba. "Jika beroperasi akan menambah penghasilan buat Perseroan. Pembangkit itu juga menjadi salah satu pembangkit listrik pertama berbahan bakar kulit padi di Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa (29/10).

Dion mengatakan hingga akhir kuartal III-2019, Perseroan telah berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 16,04 persen atau mencapai 1,23 triliun rupiah, dari periode sama tahun 2018 sebesar 1,06 triliun rupiah.

Dari sisi laba bersih, Perseroan pada kuartal III-2019 telah berhasil mencatatkan peningkatan sebesar 7,59 persen hingga mencapai 76,13 miliar rupiah, dari laba bersih 70,76 miliar rupiah pada periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan dan laba bersih tersebut sudah sejalan dengan target Perseroan yang memproyeksikan pertumbuhan sebesar 10-15 persen per tahun.

Selain itu, diharapkan dengan adanya momen Natal dan Tahun Baru di akhir tahun, Perseroan optimis target pertumbuhan akhir tahun bisa tercapai. "Untuk dapat mencapai target, Perseroan memiliki beberapa strategi di antaranya dengan meningkatkan kapasitas produksi, menjaga kualitas produk, dan melakukan efisiensi yang antara lain terlihat dari upaya kami mencari peluang agar limbah kulit padi bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar bagi perusahaan," jelasnya.

Saat ini Perseroan telah berhasil meningkatkan kapasitas pabrik di Subang, Jawa Barat, hingga mencapai 50 ton per jam atau meningkat sebesar 20 ton per jam dari kapasitas pabrik sebelumnya.

Pabrik Baru Saat ini, HOKI sedang membangun pabrik beras baru di Sumatera Selatan yang direncanakan akan memiliki kapasitas 20 ton per jam di akhir tahun 2020 dan setelahnya akan ditingkatkan lagi sebesar 20 ton per jam, sehingga total akan menjadi 40 ton per jam di akhir tahun 2021.

"Rencana peningkatan kapasitas ini untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan dari pasar modern dan tradisional, termasuk produkproduk own brand serta private label ke jaringan ritel online dan offline di masa-masa yang akan datang," kata dia.

Hingga akhir kuartal III- 2019, penjualan ke pasar tradisional masih mendominasi komposisi pendapatan hingga mencapai 53,63 persen sedangkan untuk pasar modern sebesar 37,98 persen.

yni/AR-2

Baca Juga: