Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga periode September 2017 sudah mencapai kisaran 385 triliun rupiah atau 82,93 persen dari target.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan untuk memenuhi target penerbitan SBN hingga akhir tahun, pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) sebanyak empat kali, lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebanyak empat kali, dan satu penerbitan Obligasi Ritel Negara (ORI).

"Sisa akan dipenuhi melalui lelang dalam mata uang rupiah plus satu ORI. Lelang SUN masih ada empat kali dan lelang SBSN masih ada empat kali," kata Robert dalam acara peluncuran Obligasi Ritel ORI014 di Jakarta, Jumat (29/9).

Robert memastikan rencana penerbitan SBN di sisa tahun ini akan memadai untuk memenuhi target pembiayaan dan menutup defisit anggaran yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk itu, Robert optimistis sisa pembiayaan dari penerbitan SBN gross sebesar 120 triliun rupiah bisa dipenuhi dari rencana penerbitan SUN dan SBSN tersebut.

"Sumber pemerintah dan basis investor kami masih banyak, masih ada sisa delapan lelang SBN konvensional dan syariah, jadi dengan mudah bisa di-switch. Kami pikir masih cukup," tutur Robert.

Terkait dengan target penerbitan ORI014 yang hanya sebesar 13,4 triliun rupiah dengan tingkat kupon 5,85 persen, Robert mengharapkan penerbitan obligasi ritel tersebut bisa membantu pemenuhan target pembiayaan.

"Kami harap kalau dapat 13,4 triliun rupiah sudah bagus, kalau bisa upsize lebih bagus. Pemerintah juga ingin memberikan individu untuk investasi, jadi 5,85 persen masih cukup menarik di lingkungan dengan suku bunga ini," ujarnya.

Masih Menarik

Menurut Robert, kupon 5,85 persen masih cukup menarik bagi para investor di tengah tren penurunan suku bunga dan juga inflasi yang rendah.

Dia memperkirakan tren penurunan tingkat bunga masih akan terus berlanjut mengingat tren inflasi juga cenderung semakin rendah. Ant/E-10

Baca Juga: