UMKM yang bergerak di hilirisasi produk pertanian semestinya mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga pembiayaan sehingga bisa naik kelas.

JAKARTA - Sejumlah persoalan masih menyandera Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah mulai masalah pembiayaan hingga akses mendapatkan pupuk bersubsidi. Kondisi ini dialami oleh UMKM yang mengolah produk pertanian, seperti bawang merah di Brebes, Jawa Tengah.

Hal ini tentu disayangkan sebab UMKM yang bergerak di hilirisasi produk pertanian ini semestinya mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga pembiayaan. Mendukung UMKM ini naik kelas sama dengan memperkuat ekonomi desa, karena bahan bakunya berasal dari petani bawang merah di desa.

Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin, mengatakan komoditas bawang merah menjadi andalan bagi perekonomian di Kabupaten Brebes. Produk olahan bawang merah yang dihasilkan para petani dan UKM di wilayahnya sudah di ekspor ke Singapura dan Arab Saudi. Namun, akibat pandemi Covid-19, saat ini permintaan pasar luar negeri anjlok dan belum pulih seperti sebelumnya.

"Yang sudah jalan untuk ekspor yaitu pasta ke Arab Saudi terutama saat musim haji. Produk UKM kita selama ini juga sudah dipasarkan ke minimarket," ulas Urip dikutip dari laman resmi Kementerian Koperasi dan UKM, Senin (18/9).

Kendala yang dihadapi oleh para petani saat ini selain akses pupuk, benih, hingga akses pasar adalah pengemasan untuk produk olahan yang masih harus dilakukan di Jawa Timur. Dia berharap ada dukungan dari pemerintah agar permasalahan packaging bisa dikerjakan sendiri oleh koperasi atau UKM di wilayahnya.

"Selain kendala di hulu juga ada di hilir, yang mana kemasan masih dari Jawa Timur, kami berharap bisa membeli alat kami sendiri dengan membuat rumah kemasan, mohon membantunya untuk kelompok kami," kata Urip.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, mengatakan hilirisasi bawang merah dengan menciptakan produk turunan, seperti bawang goreng, bawang krispy, tepung bawang merah, hingga pasta menjadi salah satu solusi utama untuk mendorong kesejahteraan para petani dan UKM di Brebes.

Teten dalam Diskusi dengan Koperasi Pemasaran Unit Desa (KPUD) Wanasari dan PT Sinergi Brebes Inovatif di Brebes, Jawa Tengah, Minggu (17/9), mengatakan dengan hilirisasi, petani akan mendapatkan nilai tambah dan jaminan harga dari produk yang dihasilkan saat musim panen raya.

KemenKopUKM, terangnya, mendorong Pemerintah Kabupaten Brebes untuk meningkatkan program hilirisasi produk bawang merah yang merupakan komoditas unggulan di Brebes, Jawa Tengah. Program hilirisasi ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah di sepanjang tahun.

Dia juga menyatakan pentingnya menjaga pasokan dan produksi bawang merah secara nasional. Sebab, selama ini bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar saat musim paceklik.

Namun, di saat musim panen raya, harga di pasaran jatuh sehingga petani tidak pernah mendapatkan keuntungan yang memadai.

Dia meyakini dengan bersatu dalam wadah koperasi, para petani bawang merah akan lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan hingga kemudahan mendapatkan akses pasar. Koperasi akan berperan sebagai offtaker sehingga hasil panen para petani bisa langsung dibelinya.

Ekonomi Desa

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel, menegaskan ekonomi desa bertumpu pada pertanian, perikanan, perkebunan, dan UMKM. Menurutnya, kesuksesan di sektor pangan membuat kebutuhan dasar nasional terjamin dan tidak tergantung pada pasokan asing.

Di sisi lain, tegasnya, UMKM menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Lebih dari 90 persen tenaga kerja berada di sektor UMKM. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga masih dominan, yaitu sekitar 60 persen.

Baca Juga: