Di saat manusia telah membentuk dunia untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dengan sedemikian rupa, menyebabkan banyak habitat hewan menyusut atau menghilang sepenuhnya.

Keragaman hayati yang ada pada Zaman Es (Ice Age) sulit dibayangkan dari sudut pandang saat ini. Di saat manusia telah membentuk dunia untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dengan sedemikian rupa, menyebabkan banyak habitat hewan menyusut atau menghilang sepenuhnya.

Memang, banyak makhluk telah lama menghilang dari muka Bumi. Beberapa makhluk besar khususnya, yang secara kolektif disebut sebagai megafauna Pleistosen, tampaknya telah menyusut dan punah menjelang akhir Pleistosen sekitar 2,6 juta tahun yang lalu hingga 12.000 tahun yang lalu, dalam peristiwa kepunahan besar-besaran.

Beruang gua terakhir tampaknya telah menemui ajalnya di suatu tempat antara 30.500 hingga 28.500 tahun yang lalu, sekitar masa Glasial Maksimum Terakhir atau glasial paling akhir, di mana lapisan es mencapai puncak pertumbuhan antara 26.500 hingga 19.000 tahun yang lalu. Faktanya, wilayah utara Eurasia menyaksikan sekitar 37 persen spesies yang beratnya lebih dari 44 kilogram menghilang sejak saat itu dan seterusnya.

Spesies seperti singa gua dan badak berbulu bertahan hidup hingga 14.000 tahun yang lalu, yang terakhir telah mundur jauh ke Siberia timur laut sebagai tempat perlindungan terakhir saat itu, tampaknya mengalami kesulitan menghadapi iklim pemanasan glasial akhir (yang juga mempengaruhi tanaman yang biasanya dimakannya).

Mamut hewan yang ikonik sebenarnya sanggup bertahan hidup hingga Holosen bersama Rusa Raksasa, yang terakhir diketahui dari Ural di Siberia sekitar 7700 tahun yang lalu. Namun akhirnya keduanya menyerah di tempat peristirahatan terakhir di Pulau Wrangel di Siberia Arktik sekitar 3600 tahun yang lalu.

Ini adalah salah satu spesies yang dampak perubahan iklimnya dapat terlihat jelas, karena setelah Glasial Maksimum Terakhir berakhir, kondisi yang lebih hangat tampaknya telah membuat dampak serius pada ceruk iklim mamut, dan jumlah mereka anjlok. Apalagi manusia juga turut memburu mereka dengan cukup sukses, dan tampaknya iklim yang menantang membuat mamut cukup rentan.

Kombinasi dari efek iklim serta yang disebabkan oleh manusia ini bisa dibilang menjadi penyebab kepunahan lebih banyak dari hewan utama di era Pleistosen ini, termasuk bison stepa Eurasia dan kuda liar, walau hal ini masih diperdebatkan.

Seperti halnya fauna lainnya, manusia prasejarah secara langsung dipengaruhi oleh iklim Kuarter yang tidak dapat diprediksi. Faktanya, tampaknya kelangsungan hidup dan perkembangan manusia dibentuk oleh perubahan cepat dalam kondisi yang terjadi pada Zaman Es.

Semua tolok ukur besar kemunculan spesies dalam sejarah evolusi manusia, serta kemunculan berbagai teknologi batu, dapat dikaitkan dengan periode variasi iklim yang sangat tinggi. Kemampuan beradaptasi mereka di daerah yang sama sekali baru dan belajar untuk mengatasi kekhasan mereka dan memanfaatkannya.

Sekitar 870.000 tahun yang lalu, misalnya, terjadi penurunan suhu yang nyata yang mendorong herbivora besar ke Eropa selatan dan membuka koridor melalui Lembah Po. Hal ini disadari oleh manusia purbaHomo heidelbergensis. Manusia purba ini adalah sebuah spesies punah dari genus Homo yang kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dariHomo neanderthalensisdi Eropa danHomo sapiens. hay/I-1

Baca Juga: