Belum bisa dipastikan secara rinci seperti apa kemungkinan hidup di Mars. Masih terlalu banyak misteri di Mars yang belum bisa diungkap ­manusia

Masih ingat Pratiwi Sudarmono? Ia adalah astronaut wanita Indonesia pertama, bahkan astronaut wanita Asia pertama yang disiapkan untuk bergabung dengan proyek NASA (National Aeronautics and Space Administration), lembaga antariksa milik AS.

Pratiwi terpilih melalui seleksi yang sangat ketat di Tanah Air. Ia mengalahkan 207 pelamar, 25 di antaranya wanita. Peneliti di bidang mikrobiologi dan genetika serta pengajar di UI ini pun mengikuti serangkaian persiapan di AS.

Namun sayang, misi Wahana Antariksa atau Space Shuttle yang akan diikutinya, dengan menggunakan pesawat ulang-alik Columbia yang rencana meluncur 24 Juni 1986 ini batal dilaksanakan. Penyebabnya, AS sangat kecewa dengan meledaknya pesawat ulang-alik Challenger yang menewaskan tujuh crew-nya pada Januari 1986.

NASA sangat terpukul karena tragedi itu disiarkan secara langsung ke berbagai negara termasuk Indonesia. Terlebih di AS, acara itu disaksikan secara langsung oleh anak-anak sekolah. Sejak saat itu, NASA menghentikan beberapa rencana perjalanan ke luar angkasa, termasuk peluncuran Columbia yang akan membawa Pratiwi. Nama Pratiwi pun mulai terlupakan. Impian bangsa Indonesia menyaksikan putri terbaiknya menjelajah luar angkasa pun tinggal impian.

Lama tak terdengar kabar berita tentang misi luar angkasa negara-negara Asia, tiba-tiba muncul kabar Uni Emirat Arab (UEA) pada 20 Juli 2020 lalu meluncurkan pesawat tanpa awak ke planet Mars. Meski sempat ditunda dua kali, pesawat Hope yang diluncurkan dari stasiun antariksa Tanegashima, Jepang, itu akan mempelajari cuaca dan iklim di planet Mars. Bukan hanya sekadar tahu tentang luar angkasa, misi utama Hope adalah membangun permukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan.

Hope diperkirakan mendarat di Mars pada Februari 2021, bertepatan dengan hari jadi yang ke-50 tahun UEA. Hope diharapkan bisa memberikan ilmu baru terkait cara kerja atmosfer planet Mars. UEA berharap misi ini nantinya bisa menghilangkan ketergantungan mereka secara ekonomi pada minyak.

Tidak hanya Hope milik UEA, bulan ini memang ramai-ramainya misi luar angkasa ke Mars mengingat bulan-bulan ini adalah jarak terdekat antara Bumi dan Mars, 55 juta kilometer. Selain UEA dengan Hope-nya, Tiongkok dengan Tianwen-1 dan AS dengan misi Mars 2020 juga akan mencari pengetahuan baru tentang kemungkinan kehidupan di Mars.

Tianwen-1 akan diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang, Provinsi Hainan, Tiongkok. Mereka akan mencari tanda-tanda kehidupan mikroskopis kuno dan memantau Mars untuk kehidupan di masa depan. Sedangkan bagi AS, misi Mars 2020 bukanlah yang pertama kalinya sebab sudah delapan kali pesawat NASA mendarat di Mars.

Dari berbagai misi beberapa negara ke Planet Mars diperoleh fakta bahwa Mars berupa gurun pasir raksasa yang berdebu, mirip gurun di planet Bumi. Bukit pasir Mars terbentuk dan punya karakter mirip bukit pasir di Bumi, tetapi dua kali lebih besar akibat gaya gravitasi di Mars yang sepertiga kali dari gravitasi Bumi. Mars memiliki beberapa hal yang tidak ada di Bumi. Seperti ter (tars), yaitu bukit pasir tanpa puncak (tak berombak) setinggi hingga lima belas meter. Sehingga, badai pasir menjadi ancaman cuaca utama di planet Merah itu.

Badai pasir berperan besar membuat Mars menjadi merah karena menyebarkan partikel besi berkarat (iron oxide) di permukaan planet dan udara. Akibat gravitasi rendah dan kurangnya kelembapan, badai debu bisa berlangsung berbulan-bulan dan menutupi planet Mars. Selain itu, suhu di planet Mars tidak beda jauh dengan Bumi. Di khatulistiwanya, suhu mencapai 20 derajat Celsius, namun di kutub bisa mencapai minus 140 derajat Celsius.

Usaha manusia untuk bisa mendarat di planet Mars ini memang sudah lama dilakukan. Beberapa wahana pun sudah didaratkan di planet yang lebih kecil dari Bumi ini. Mulai dari Viking Landers yang mendarat di permukaan Mars pada1976 sampai Hope yang baru meluncur pertengahan Juli lalu. Namun, sampai saat ini manusia belum bisa mendarat di planet Mars, sehingga belum bisa dipastikan secara rinci seperti apa kemungkinan hidup di Mars. Masih terlalu banyak misteri di Mars yang belum bisa diungkap manusia. ν

Baca Juga: