Tidak seperti yang diperkirakan, evolusi organisme ternyata berlangsung cukup cepat. Ditandai dari variasi genetik yang melimpah, kemampuan dalam berevolusi secara adaptif berpeluang tinggi untuk bertahan hidup dan bereproduksi.

Charles Darwin menyatakan bahwa setiap makhluk hidup yang menjalani kehidupan di Bumi ini pasti akan mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Perkembangan makhluk hidup itu sering dikenal dengan istilah evolusi berasal dari kata dalam bahasa Latin yakni evolvo dengan arti membentang.
Selain evolusi, Darwin juga mengatakan tentang seleksi alam. Teori ini berdasarkan pengamatan Darwin pada burung mockingbird. Melalui proses variasi yang disebut seleksi alam, organisme dapat menang dalam proses kompetisi.
Proses evolusi dan seleksi alam sampai saat ini masih terjadi. Bahkan menurut tim penelitian yang diketuai oleh Dr Timothée Bonnet dari Australian National University, sebagai penulis utama, menyatakan proses itu berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan
Bonnet mengatakan, penelitian pada hewan liar mengungkapkan bahwa mereka berevolusi secara adaptif selama beberapa dekade, bukan berabad-abad. Dalam evolusi adaptif, seleksi alam menyebabkan perubahan genetik pada sifat-sifat yang mendukung kelangsungan hidup dan reproduksi organisme individu.
Evolusi adaptif berkaitan dengan perubahan evolusioner dalam suatu organisme yang membuatnya sesuai dengan habitatnya. Perubahan tersebut menghasilkan peningkatan peluang untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Perubahan memungkinkan organisme tertentu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Sebelumnya Charles Darwin memperkirakan proses tersebut terjadi dalam rentang waktu geologis. Namun dengan penelitian tersebut berbeda jauh dari yang disarankannya, karena terjadi hanya dalam beberapa generasi. Ngengat berubah warna sebagai respons terhadap polusi udara. Perburuan telah menyebabkan beberapa gajah kehilangan gadingnya, dan ikan telah mengembangkan resistensi terhadap bahan kimia beracun.
"Namun, masih sulit untuk mengatakan seberapa cepat evolusi adaptif saat ini terjadi. Kami juga tidak tahu apakah itu memiliki andil dalam nasib populasi yang ditantang oleh perubahan lingkungan," ujar Bonnet seperti dikutip dari Australian Geographic.
Untuk mengukur kecepatan evolusi adaptif di alam liar, Bonnet dan timnya mempelajari 19 populasi burung dan mamalia selama beberapa dekade. Burung-burung itu berkembang dua kali hingga empat kali kecepatan yang disarankan oleh analisa sebelumnya. Dengan demikian menunjukkan bahwa evolusi adaptif berperang penting dalam menentukan perubahan sifat dan populasi hewan liar dalam waktu yang relatif singkat.
Evolusi adaptif berkaitan dengan perubahan evolusioner dalam suatu organisme yang membuatnya sesuai dengan habitatnya. Perubahan tersebut menghasilkan peningkatan peluang untuk bertahan hidup dan bereproduksi dan perubahan juga memungkinkan organisme tertentu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Teorema Fundamental
Bagaimana cara mengukur seberapa cepat evolusi adaptif terjadi? Menurut teorema dasar seleksi alam," jumlah perbedaan genetik dalam "kebugaran" untuk bertahan hidup dan bereproduksi di antara individu-individu di seluruh populasi juga sesuai dengan laju populasi evolusi adaptif.
"Teorema fundamental sendiri telah dikenal selama 90 tahun, tetapi sulit untuk diterapkan dalam praktik. Upaya untuk menggunakan teorema dalam populasi liar jarang terjadi, dan diganggu oleh masalah statistik," papar Bonnet.
Bonnet dalam penelitiannya bekerja sama dengan penulis lain seperti Geoff Beals, Pirmin Nietlisbach, Ashley Latimer, Lauren Brent, Fernando Campos, Oliver Höner, serta dengan 27 lembaga penelitian. Mereka mengumpulkan data dari 19 populasi liar yang telah dipantau untuk waktu yang lama, beberapa bahkan dimulai sejak era '50-an.
Generasi peneliti mengumpulkan informasi tentang kelahiran, perkawinan, reproduksi dan kematian setiap individu dalam populasi ini. Bersama-sama, data tersebut mewakili sekitar 250.000 hewan dan 2,6 juta jam kerja lapangan. Investasinya mungkin terlihat keterlaluan, tetapi datanya telah digunakan dalam ribuan studi ilmiah dan akan digunakan lagi.
Tim kemudian menggunakan model genetik kuantitatif untuk menerapkan teorema fundamental untuk setiap populasi. Model ini tidak melacak perubahan di setiap gen, namun menggunakan statistik untuk menangkap efek bersih yang muncul dari perubahan ribuan gen.
Mereka juga mengembangkan metode statistik baru yang lebih cocok dengan data daripada model sebelumnya. Metode tersebut menangkap dua sifat utama tentang bagaimana kelangsungan hidup dan reproduksi tidak merata di seluruh populasi di alam liar.
Pertama, kebanyakan individu mati sebelum berkembang biak, artinya ada banyak entri di kolom "nol keturunan" dari catatan reproduksi seumur hidup. Kedua, sebagian besar breeder hanya memiliki sedikit keturunan, beberapa memiliki jumlah yang sangat tinggi, menyebabkan distribusi asimetris. hay/I-1

Seleksi Alam Memungkinkan Organisme Bertahan dari Kepunahan

Di Inggris setiap 12 Februari diperingati sebagai Darwin Day atau Hari Darwin. Charles Darwin ilmuwan evolusi itu dianggap berjasa dalam bidang sejarah alam dari teorinya tentang seleksi alam.
Melalui bukunya yang berjudul The Origins of Species (1859), ia berpendapat bahwa semua bentuk kehidupan masa kini di Bumi berasal dari satu nenek moyang. Keanekaragaman yang terlihat pada klasifikasi hewan dan tumbuhan terjadi karena seleksi alam, migrasi, kepunahan, dan mutasi genetik.
Teori ini salah satunya dibangun ketika Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos dan memahami pentingnya satwa liar yang unik. Di sana hanya dia yang menemukan betapa uniknya hidup sebelum kembali ke London.
Dalam perjalanannya, ia mengumpulkan beberapa sampel tumbuhan, hewan, bebatuan, dan fosil. Ia lalu melanjutkan pekerjaannya dan perjalanan itu menghasilkan penemuan-penemuan ilmiah yang sangat inovatif.
Menurut Darwin organisme berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat dari perubahan sifat fisik atau perilaku yang diwariskan. Perubahan ini akan memungkinkan organisme untuk beradaptasi lebih baik dengan lingkungan dan membantu untuk bertahan hidup dan memiliki keturunan yang lebih baik.
Ia menjelaskan, evolusi berarti spesies organisme dan populasi berubah seiring waktu. Spesies berevolusi dan semua makhluk hidup dapat melacak keturunan mereka ke nenek moyang yang sama, sehingga ia menyarankan mekanisme evolusi tersebut dengan istilah seleksi alam (natural selection).
Dalam metode seleksi alam sifat-sifat yang diwariskan yang membantu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi menjadi lebih umum dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Seleksi alam membantunya membangun teori evolusi yang termasyur itu.
Darwin menunjukkan bahwa kehidupan organisme hidup terkait dan memiliki keturunan dari nenek moyang yang sama seperti burung dan pisang, ikan, dan bunga semuanya terkait. Makhluk kompleks berevolusi dari nenek moyang yang lebih sederhana secara alami dari waktu ke waktu.
Mutasi genetik terjadi secara acak dengan kode genetik suatu organisme merupakan keuntungan bagi organisme. Hal itu membantu kelangsungan hidup dan proses ini dikenal sebagai seleksi alam. Mutasi yang menguntungkan ini diteruskan ke generasi berikutnya.
Seiring waktu, mutasi yang diuntungkan terakumulasi dan organisme yang berbeda terbentuk dengan makhluk yang sama sekali berbeda. Darwin menjelaskan seleksi alam bertindak untuk melestarikan dan mengakumulasikan mutasi genetik kecil yang menguntungkan.hay/I-1

Baca Juga: