Misi Hera ESA akan diluncurkan pada 2024. Misi ini akan mempelajari sistem asteroid biner Didymos yang orbitnya telah bergeser oleh DART milik NASA.

Misi Hera ESA akan diluncurkan pada 2024. Misi ini akan mempelajari sistem asteroid biner Didymos yang orbitnya telah bergeser oleh DART milik NASA.

Tahun depan Badan Antariksa Eropa (The European Space Agency/ESA) akan meluncurkan misi Hera ESA ke asteroid. Misi tak berawak ini akan melakukan perjalanan ke sepasang asteroid Didymos dan Dimorphos yang berada di dekat Bumi. Tujuannya untuk mencari tahu lebih banyak tentang asteroid sambil mendemonstrasikan teknologi baru.

Hera akan membawa dua CubeSat dengan nama Juventas yang akan mendekatkan diri dengan asteroid. Wahana luar angkasa mini ini akan menjalankan salah satu tugas utamanya yang mempelajari struktur asteroid yang lebih kecil dengan menggunakan gelombang radio.

CubeSat merupakan wahana luar angkasa U-class yaitu jenis satelit miniatur untuk penelitian luar angkasa. Biasanya berbentuk kubus dengan ukuran volume satu liter (10 sentimeter kubik) dengan bobot tidak lebih dari 1,33 kilogram.

Juventas CubeSat milik ESA akan menampung radar luar angkasa terkecil dengan nama Jura. Jura berukuran lebih pendek hingga dapat ditampung dalam satu unit CubeSat. JuRa akan mengambil gambar di dalam asteroid Dimorphos.

Saat ini radar terkecil telah dikirimkan ke ESA untuk diintegrasikan ke dalam miniatur Juventas CubeSat, yang menjadi bagian dari misi Hera ESA untuk pertahanan planet. Radar tersebut akan melakukan pencitraan radar pertama terhadap sebuah asteroid, mengintip jauh dibawah permukaan Dimorphos.

Asteroid Dimorphos pada 2022 lalu mengalami pergeseran orbit. Hal ini karena akibat dampak tumbukan wahana luar angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA tahun lalu. Misi pengalihan asteroid ganda ini bertujuan menguji metode pertahanan planet terhadap objek dekat Bumi (NEO).

Sementara misi Hera ESA dirancang untuk menilai seberapa besar dampak wahana luar angkasa membelokkan asteroid melalui transfer momentumnya ketika wahana tersebut ditabrakkan ke asteroid secara langsung melalui misi DART.

Dengan CubeSat, diharapkan bisa mencetak sejarah sebagai instrumen radar terkecil yang diterbangkan di luar angkasa dan radar pertama yang menyelidiki bagian dalam asteroid Dimorphos sebagai targetnya, dimana asteroid biner ini mengorbit di asteroid Didymos.

Sebelumnya pada 26 September 2022 asteroid Dimorphos orbitnya berhasil dialihkan melalui misi DART. Asteroid besar itu terlempar ke luar angkasa akibat bertabrakan dengan misi ini.

"Misi ini akan menandai tonggak sejarah yang pasti," komentar Alain Hérique dari Institut de Planétologie et d'Astrophysique de Grenoble (IPAG) di Universitas Grenoble Alpes di Prancis, peneliti utama instrumen tersebut.

"Kami telah bekerja keras dalam beberapa pekan terakhir untuk menyelesaikan radar untuk serah terimanya. Tapi ini masih jauh dari akhir keterlibatan kami. IPAG dan mitra proyek kami akan mengikuti proses integrasi, terutama dalam hal koneksi dengan CubeSat lainnya, untuk mengoptimalkan kinerja instrumen yang telah selesai, dan mengkalibrasi kinerjanya untuk memastikan kami menafsirkan data ilmiah kami sebaik mungkin begitu kita berada di luar angkasa," kata dia.

Ke depan, timnya juga akan mengerjakan prosedur pengoperasian, untuk mencoba bagaimana mengoperasikan instrumen tersebut dalam praktiknya, seperti pengujian perangkat keras dengan cara memerintahkan radar melalui Hera dan CubeSat-nya dari Bumi.

Peluncuran pada 2024

Misi Hera ESA sendiri dijadwalkan untuk diluncurkan ke sistem asteroid biner Didymos pada 2024. Tujuannya untuk pertahanan planet Bumi dari kemungkinan benturan asteroid.

ESA pada November 2021 telah menguji sistem radar Juventas CubeSat di ruang Hertz ESA. Sebagai bagian dari misi Hera ESA ke sistem asteroid Didymos, CubeSat yang terdiri dari 6 unit akan mengerahkan kuartet antena sepanjang 1,5 meter.

Menurut rencana, Juventas akan melakukan setidaknya 45 jam operasi selama dua bulan masa kerja. Sementara radar Jura yang menggunakan beberapa komponen elektronik terbaru, saat ini menjalani pengujian radiasi yang melelahkan sebelum dikirim ke ESA, karena ruang di luar orbit Bumi terbelah dengan partikel bermuatan yang dapat mendegradasi elektron.

Desain radar Jura dikembangkan di IPAG dalam kemitraan dengan Ketua Teknik Frekuensi Radio dan Fotonik Universitas Teknik Dresden berasal dari radar luar angkasa sebelumnya yang diterbangkan dalam misi Rosetta ESA, yang menyelidiki kedalaman komet 67P/Churyumov Gerasimenko.

IPAG juga telah mengerjakan sistem radar untuk misi luar angkasa lainnya termasuk Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA dan Juice milik ESA. hay/I-1

Baca Juga: