Kekejaman pasukan junta di Myanmar terjadi kembali. Kali ini junta mengirimkan helikopter tempur untuk menyerang sekolah dan desa-desa di wilayah Sagaing yang dikendalikan oleh pasukan anti-rezim.

YANGON - Junta militer Myanmar telah mengirim helikopter tempur untuk menyerang sebuah sekolah di wilayah Sagaing, dan akibat serbuan udara itu telah melukai empat orang, lapor penduduk setempat pada Selasa (6/6).

Penduduk juga mengatakan bahwa serangan helikopter pada Senin (5/6) ke sekolah di Desa Shu Khin Thar di Kotapraja Kale diikuti oleh pengeboman artileri di desa lain di kotapraja itu, sehingga menyebabkan tiga orang lagi terluka dan seorang warga kritis.

Warga Shu Khin Thar, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan helikopter melepaskan tembakan sekitar lima menit pada Senin pagi.

Kamis lalu adalah awal tahun ajaran baru di Myanmar dan juru bicara kelompok revolusioner etnis Chin mengatakan bahwa junta menargetkan sekolah-sekolah di kotapraja Kale yang dikendalikan oleh pasukan anti-rezim.

"Kami menganggap ini sebagai upaya untuk mengancam dan menghentikan rencana rakyat untuk membuka sekolah di desa mereka yang berada di luar kendali (junta)," kata pejabat dari Organisasi Nasional Chin yang enggan menyebutkan namanya.

Tiga puluh menit setelah penyerangan sekolah, pasukan junta menembaki Desa Let Pan Chaung yang melukai tiga penduduk setempat. Warga mengatakan satu orang kakinya hancur terkena peluru.

Salah satu warga Kale, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan taktik serbuan di kedua desa menunjukkan bahwa pasukan junta sedang berjuang untuk menegakkan kekuasaan militer di wilayah Sagaing.

"Mereka sudah kekurangan pasukan, itu sebabnya mereka hanya menggunakan serangan udara," ucap warga itu.

Salah satu pemimpin Kelompok Bantuan Pengungsi Internal Kotapraja Kale bernama Japan Gyi memperingatkan bahwa junta kemungkinan akan melanjutkan kampanye serangan udara di daerah tersebut. "Pasukan junta sering menembakkan artileri berat dan menggunakan serangan udara untuk menanamkan rasa takut pada rakyat," ucap dia.

Kale adalah kotapraja pertama yang mengangkat senjata melawan junta setelah kudeta 1 Februari 2021. Sekarang ada lebih dari 10 kelompok pertahanan lokal, yang sebagian besar terdiri dari kaum muda.

Menurut kelompok riset independen Nyan Lin Thit Analytica, ada lebih dari 1.400 serangan udara oleh pasukan junta sejak kudeta dan serangan udara itu telah mengakibatkan 534 kematian.

Tutup M-Banking

Sementara itu junta di Myanmar juga dilaporkan telah menutup 700 rekening m-banking yang dicurigai telah mendanai kelompok paramiliter anti-junta.

Langkah itu adalah upaya terbaru junta untuk memotong aliran bantuan ke pasukan perlawanan bersenjata Myanmar, yang telah dijanjikan militer untuk diberantas setelah kudeta 1 Februari 2021 lalu.

Sebuah investigasi menemukan bahwa bulan lalu junta menutup setidaknya 721 rekening bank yang dituduh terkait dengan pasukan anti-junta. Sebelumnya pada Mei junta pun menutup rekening bank serupa meski jumlahnya belum jelas.

"Junta militer telah memerintahkan Bank Sentral Myanmar untuk memantau transfer uang dan simpanan yang dicurigai dan menindak rekening terkait," ungkap seorang nasabah yang rekening bank ditutup oleh junta.

Tak hanya menutup rekening m-banking, seorang karyawan bank swasta juga melaporkan sejak kudeta mereka harus melaporkan transaksi rekening bankonlinedan m-banking dari lembaga mereka ke bank sentral secara rutin setiap hari dan setiap bulan.

"Ketika ada rekening yang dicurigai mentransfer uang ke daerah lain, mereka (junta) akan menutup rekening itu secara permanen," ungkap karyawan bank yang enggan disebutkan jati dirinya itu.RFA/I-1

Baca Juga: