Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan klaim terkait ancaman eskalasi dalam perang di Ukraina, hanyalah gertakan belaka, hal tersebut disampaikan usai menanggapi pernyataan Menlu Rusia Sergei Lavrov.

Heappey berbanding terbalik dari komentar Lavrov, dan menerangkan dirinya tidak berpikir ada ancaman eskalasi yang nyata di Ukraina. Dirinya menyebutkan klaim Kremlin itu merupakan 'Bravado', yakni campuran antara keberanian yang berlebihan dan kesombongan.

Belakangan, Lavrov menyebutkan bahwa dunia tak seharusnya menyepelekan risiko konflik nuklir yang berpotensi akan terjadi. Dalam stasiun televisi resmi Rusia, dirinya menyebutkan bahwa konflik tersebut sebanding dengan Krisis Rudal Kuba 1962, yang dilansir dari Reuters.

"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial, walau banyak yang akan senang. Bahaya ini serius. Nyata. Kita tidak boleh meremehkannya," terang Lavrov.

Meski begitu peringatan yang cukup mencemaskan itu, James Heappey dengan ringkas memberikan tanggapan di hari yang sama.

"Kelebihan Lavrov selama 15 tahun belakangan, yang membuatnya dapat menjadi Menlu Rusia, adalah bravado ini. Saya tidak beranggapan bahwa saat ini ada ancaman eskalasi yang akan segera terjadi," kata Heappey dalam pernyataan kepada Stasiun TV BBC.

??"Apa yang dilakukan Barat untuk mendukung sekutunya, Ukraina, telah dikalibrasi dengan sangat baik. Semua yang kami lakukan telah dikalibrasi demi menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia," tambahnya.

Baca Juga: