Melansir dari Indian Express, "Ide ini dicetuskan oleh senior kami 7-8 tahun yang lalu. Ketika saya bergabung dengan perguruan tinggi, lima tahun yang lalu, kami mulai mengerjakannya sebagai sebuah proyek serius ketika mulai berkembang, itu membuat kami semakin tertarik padanya. Kami mulai berinteraksi dengan orang-orang dan mulai bekerja pada interface yang dapat berbagi informasi maksimum dan dengan cara yang ramah pengguna," ujarnya.

"Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk mengembangkan interface, yang merupakan bagian tersulit. Cara membuat huruf tebal dalam braille merupakan bentuk menandai email yang telah dibaca atau belum dibaca dalam sentuhan titik-titik. Itulah tantangannya dan kami bekerja sama dengan komunitas untuk mendapatkan umpan balik yang terus-menerus. DotBook telah diuji beberapa kali dan bahkan setelah peluncuran, kami akan membuatnya lulus pengujian dengan proses yang telah dilewati secara ketat. Ini bisa tersedia di pasar dalam beberapa bulan," katanya.

Sapra dan Muralikrishnan mahasiswa sarjanateknik mesin (peneliti) dari IIT-Delhi. Mereka bekerja sama dengan KritiKal Solutions, Pheonix Medical Systems dan Saksham Trust.

Laptop ini hadir dengan penyimpanan internal 4 GB dan dapat diperluas hingga 64 GB. Dengan sistem operasi dari Linux. Varian Braille 20-Sel memiliki Perkins Keys sedangkan Varian Braille 40-Sel dengan keyboard QWERTY. Versi 40 sel berharga 60.000 Rupee dan versi 20 sel dijual dengan harga 40.000 Rupee. Laptop dapat dihubungkan dengan ponsel dan laptop lain untuk memberikan tampilan visual bagi orang yang dapat melihat.

Bertujuan untuk inklusi sosial dan digital untuk tunanetra, tim mengatakan bahwa varian DotBook tersedia di pasar internasional tetapi harganya sekitar USD 2.500 dan produk yang dibuat secara lokal jauh lebih murah. Lembaga ini juga akan membagikan beberapa laptop gratis kepada siswa yang kurang mampu.

Baca Juga: