HONOLULU - Hawaii pada Kamis (11/1) secara resmi mengaktifkan sistem baterai Tesla Megapack di Kapolei Energy Storage, untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga uap batu bara terakhir di pulau itu.

Dikutip dari Electrek, pada awal tahun 2022, Tesla dilaporkan telah menerapkan Megapack di proyek penyimpanan energi baru untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir yang tersisa di Hawaii.

Proyek tersebut, yang disebut Kapolei Energy Storage, terletak di sisi barat industri Oahu dan terdiri dari sistem Tesla Megapack berkapasitas 185 Megawatt/565Megawatt per jam.

Ironisnya, Megapack tersebut tiba pada akhir tahun 2022 bersamaan dengan pengiriman batu bara terakhir Hawaii untuk pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir di negara bagian tersebut, yang ditutup pada bulan September tahun yang sama.

Butuh beberapa saat, namun hari ini, Plus Power, yang memiliki dan mengoperasikan sistem baterai, mengumumkan bahwa proyek penyimpanan energi kini telah aktif.

"Ini adalah sistem penyimpanan energi baterai skala jaringan paling canggih di dunia," klaim perusahaan itu.

Plus Power mengumumkan telah mulai mengoperasikan fasilitas Penyimpanan Energi Kapolei di Oahu, Hawaii, untuk membantu transisi tenaga listrik negara bagian tersebut dari batu bara dan minyak ke tenaga surya dan angin.

158 unit baterai Tesla Megapack 2 XL akan digunakan untuk pengalihan beban dan layanan respons frekuensi cepat di jaringan Hawaii Electric. Hal ini akan memungkinkan penggunaan energi terbarukan yang semakin meningkat di negara bagian ini dengan lebih baik.


Plus Power mengklaim bahwa ini adalah "baterai tercanggih di dunia" karena kemampuan layanan jaringan listriknya yang luas.

"Ini merupakan tonggak penting dalam transisi menuju energi ramah lingkungan. Ini adalah pertama kalinya baterai digunakan oleh perusahaan utilitas besar untuk menyeimbangkan jaringan listrik: memberikan respons frekuensi yang cepat, inersia sintetis, dan start hitam. Proyek ini adalah sebuah gambaran dari masa depan, baterai akan segera menyediakan layanan ini, dalam skala besar, di daratan," terang Ketua Eksekutif Plus Power, Brandon Keefe.

Menariknya, Plus Power mengungkapkan bahwa Tesla Megapack yang mereka gunakan dibuat dengan sel baterai lithium iron phosphate (LFP).

Hawaii menargetlan untuk mencapai 100 persen energi ramah lingkungan pada tahun 2045 dan telah memiliki jumlah kapasitas tenaga surya per kapita tertinggi. Namun, untuk mengelola seluruh energi terbarukan tersebut, negara perlu menyeimbangkannya dengan kapasitas penyimpanan energi karena matahari tidak selalu bersinar.

Proyek seperti ini mencoba untuk menutup kesenjangan tersebut.

Baca Juga: