Walau angka stunting secara nasional sudah turun, kepala BKKBN menyatakan bahwa masih perlu intervensi khusus terkait kehamilan di usia remaja, terutama di daerah pelosok.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa meski angkastuntingsecara nasional sudah turun, namun daerah pelosok masih perlu intervensi khusus untuk menurunkan angkastunting.

"Perlu intervensi khusus terkait kehamilan di usia remaja, terutama di daerah pelosok," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (29/3).

Dalamroadshowdaring Percepatan PenurunanStuntingdan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem untuk Provinsi Sumatera Selatan pada Selasa (28/3), Hasto mencontohkan ada empat kabupaten di Sumatera Selatan yang memiliki angkastuntingtinggi.

Empat kabupaten/kota yang angka prevalensistuntingmasih di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen yaitu Muara Enim sebesar 22,8 persen, Musi Rawas 25,4 persen, Banyuasin 24,8 persen dan Ogan Ilir sebesar 24,9 persen.

Padahal berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan terpantau turun dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen.

"Terdapat 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami penurunan prevalensistunting, hanya Kabupaten Banyuasin yang mengalami kenaikan prevalensistuntingdari 22 persen menjadi 24,8 persen," katanya.

Menurut dia salah satu intervensi yang dilakukan perlu dititik beratkan pada pemicu stunting seperti pernikahan di usia anak. Ia mencontohkan terdapat 73 ibu hamil dan melahirkan pada usia 15 sampai 19 tahun di Musi Rawas Utara.

"Beberapa kabupaten dan kota perlu usaha dalam menurunkan kawin usia muda. Semakin ke pelosok semakin banyak yang kawin usia muda. Ini mungkin perlu intervensi lebih khusus, begitu juga yang jumlah anaknya terlalu banyak di Empat Lawang, Oku, Musi dan Banyuasin ini perlu perhatian kita bersama. Anggaran KB-nya sudah disiapkan," kata dia.

Walaupun demikian, Hasto tetap mengapresiasi pemerintah daerah Sumatera Selatan yang sudah bersungguh-sungguh mencegah kelahiranstuntingbaru, karena prevalensinya yang terpantau turun signifikan.

Sementara itu Menko PMK, Muhadjir Effendy, menambahkan banyak daerah sudah memiliki inovasi program yang baik, bahkan berhasil melibatkan semua pihak bersama mengentaskanstuntingdan disesuaikan dengan pedoman yang disampaikan oleh BKKBN.

Baik pengentasanstuntingmaupun kemiskinan ekstrem pun sudah difokuskan sesuai dengan target sasaran secaraby name by address, termasuk mengaktifkan peran Kantor Urusan Agama (KUA) seperti di Musi Rawas Utara, guna mengatasi masalah menikah di bawah umur sebagai salah satu pemicustunting.

"Saya percaya betul dengan kesungguhan dan keseriusan dari aparat, pejabat dan seluruh masyarakat dan tidak lupa para kepala desanya, terima kasih," demikian Muhadjir Effendy. Ant/I-1

Baca Juga: