JAKARTA - Setiap tahun tanggal 10 Februari, Rusia merayakan Hari Diplomat. Hari besar profesional ini ditetapkan pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Presiden Rusia. Hal ini menunjukkan pentingnya diplomasi dan pengakuan masyarakat atas profesi diplomat dalam kehidupan modern Rusia.

"Tanggal 10 Februari dipilih karena pada hari itu tahun 1549 dibentuk lembaga urusan luar negeri pertama bernama Departamen Para Duta Besar, Posolsky Prikaz," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Jumat (9/2).

Vorobieva menjelaskan Menteri Luar Negeri Rusia mengadakan pertemuan dengan jajaran Kemlu untuk memberikan penghargaan kepada para diplomat yang mencapai prestasi besar dan para veteran dinas diplomatik. Selain itu, juga diselenggarakan acara penempatan karangan bunga pada tempat pemakaman diplomat. Di Kedutaan-Kedutaan Besar Rusia di negara-negara asing dilaksanakan acara protokoler.

Dalam kegiatannya, tambah Vorobieva, Kementerian Luar Negeri Rusia mengikuti Konsep Kebijakan Luar Negeri Rusia baru yang diteken oleh Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin pada 31 Maret, 2023.

Dikatakan, sesuai dengan dokumen ini diplomasi Rusia menjalankan tugas-tugas mendasar, yaitu: membangun sistem internasional multipolar, memastikan kondisi untuk pembangunan umat manusia yang damai dan progresif berdasarkan agenda pemersatu dan konstruktif, menghapuskan sistem penjajahan dunia, memperkuat potensi BRICS, Organisasi Kerja Sama Shanghai, dan Uni Ekonomi Eurasia.

Meskipun terpisahkan jarak ribuan kilometer dan beberapa zona waktu, tambah Vorobieva, Rusia dan Indonesia hingga saat ini berhasil untuk terus memperkuat hubungan bilateral berkat usaha para diplomat kedua negara. Kisah ini mulai pada tahun 1894 dengan munculnya Konsulat Rusia pertama di Batavia.

Vorobieva mengatakan sejak terjalinnya hubungan diplomatik URSS-Indonesia lebih dari 74 tahun yang lalu, pada tanggal 3 Februari 1950, kerja sama kedua negara telah berkembang secara dinamis di banyak bidang.

"Simbol-simbol kerja sama ini, antara lain dapat dilihat di Jakarta: Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rumah Sakit Persahabatan, Tugu Tani, serta sejumlah 2 sarana-prasarana di kota-kota lain yang dibangun dengan bantuan langsung dari Uni Soviet pada tahun 1960-an," kata Vorobieva.

Di dunia yang hari ini penuh dengan tantangan dan ketidakstabilan, tambah Vorobieva, maka makna dinas diplomatik menjadi semakin aktual.

"Pada hari besar ini saya ingin mengucapkan selamat kepada semua teman di Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Rusia, serta menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mitra kami di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia," kata Vorobieva.

Baca Juga: