JAKARTA- Keputusan Pemerintah melakukan peralihan atau transisi dari siaran televisi monolog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) pada awal November ini yang sekaligus melarang lembaga penyiaran menggunakan monolog masih menyisakan banyak masalah bagi warga terutama pemirsa televisi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kebijakan yang memaksa itu akhirnya mendorong masyarakat yang sudah tidak dapat menonton siaran televisi monolog karena perangkatnya tidak dilengkapi dengan penerima siaran digital terpaksa harus berburu perangkat tambahan Set Top Box (STB).

Tingginya permintaan STP secara mendadak itu akhirnya dimanfaatkan oleh para pedagang meraup keuntungan dengan menaikkan harga.

"Ini kan lagi perhelatan Piala Dunia ini, jadi mau tidak mau berapa pun harganya harus dibeli STP," kata Sukardi warga Kebon Pala, Jakarta Timur.

Dia mengaku terpaksa berburu STP ke toko-toko elektronik di Kramat Jati demi untuk menonton Piala Dunia.

"Harganya rata-rata memang naik karena sekarang banyak yang pada nyari, jadi pedagang menaikkan harga," kata Sukardi.

Pada kesempatan sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Regulasi Pemerintah Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Joegianto mengakui ada kenaikan harga STB pada saat pengumuman penghentian TV analog dan beralih ke TV Digital November 2022.

"Ketika dicanangkan ASO ini, langsung punya dampak besar, karena masyarakat panik pada beli ke toko yang rentan ada kesempatan menaikan harga," katanya dalam dialog yang dipantau lewat zoom baru-baru ini.

Menurutnya, kenaikan harga terutama berlaku pada toko-toko offline sedangkan toko online terpantau stok dan harganya stabil.

Terkait kenaikan harga, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi. Lagi pula, sudah sejak lama penjualan STB lesu karena ketidak jelasan perpindahan ke TV Digital.

"Pada 2019-2020, STB Polytron menyentuh harga 600 ribu rupiah, sekarang tidak sampai artinya itu turun," jelas Joegianto.

Ia mendorong masyarakat menggunakan STB untuk dapat menikmati siaran TV secara jernih. Namun ia mengakui ada dilema ketika masyarakat belum bisa membeli STB.

"Ada bantuan Pemerintah ke keluarga tidak mampu itu tidak bisa dibagi merata, jadi dilematis," katanya.

Adapun stok STB satu produsen saja ditargetkan produksinya mencapai 700 ribu itu hanya Polytron. Saat ini produksi baru mencapai 200 ribu dengan kapasitas produksi 3000 per hari.

"Stok sebenarnya melimpah, ada 34 produsen dan setiap produsen mengeluarkan tiga jenis produk STB," katanya.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman menjelaskan sangat mendukung ASO.

"Sudah siap sejak awal, konversi digital bukan hal baru karena didengungkan sejak lima tahun lalu. Pemerintah sudah iklan," katanya.

Dia memastikan TV saat ini sudah pro digital dan hanya TV model lama yang harus diganti dengan model TV baru agar dapat digunakan.

Ada Kenaikan

Yuli Salah seorang pedagang STB, di pusat perdagangan LTC Glodok di lantai dua, menjelaskan ada kenaikan harga STB dari sebelum dimatikan TV Analog hingga total dimatikan di Wilayah Jabodetabek.

"Harga sudah naik," ujar Yuli.

Ia mengungkapkan harga STB merek Piolinne saat ini dijual seharga 230 ribu rupiah per unit dari harga sebelumnya 158 ribu rupiah.

Pedagang lainnya, Toko SE Elektronik di lantai 2 LTC Glodok mengungkapkan merek Matrix dijual seharga 270 ribu rupiah per unit dari sebelumnya 175 ribu rupiah.

"Waktu pengumuman (TV Analog dimatikan) barang sempat langka dari sananya udah naik," kata salah seorang karyawan toko.

Di toko lain harga STB merek Luby dibandrol dengan harga 300 ribu rupiah dan merk Tanaka 240 ribu rupiah.

Padahal, rekomendasi harga STP resmi dari Kominfo yaitu, merk Advan DVB-10KK seharga 160 ribu rupiah, Aldo STB 03 seharga 170 ribu rupiah, CBM SEI130LN seharga 150 ribu rupiah, Erza Genesis 160 ribu rupiah, Evercoss STB1 seharga 160 ribu rupiah dan Evercoss STB Mini harga 170 ribu rupiah per unit.

Begitu juga dengan merk lainnya baik itu Evenix, Freebox, Goldstat Sonic, Goldstat Revo,Iota Omega, Luby Digitant, Matrix Apple DVB-T2 Kuning, Matrix CH-77, Myvo Star-01,Noise Diamond, Pioline DVB-T2, Tanaka T2, Tanaka T2 Sniper, Tanaka T-21 New Sakura, Venus Brio, Welhome Crown, Winasat HD-88 N harganya hanya berkisar 150 ribu rupiah per unit. Unit yang paling mahal yitu Tanaka T2 Jurassic menurut Kominfo seharga 190 ribu rupiah.

Kini harganya sudah di atas 200 ribu hingga 300 ribu rupiah per unit, sehingga ada kenaikan hingga 100 persen.

Baca Juga: