SINGAPURA - Harga minyak mentah naik lebih dari 2 persen pada Jumat (12/1) ketika Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan udara besar-besaran terhadap sasaran militer Houthi di Yaman sebagai pembalasan atas serangan kelompok tersebut terhadap pelayaran di Laut Merah.

Minyak mentah berjangka Brent naik $1,53, atau 2 persen, pada $78,94 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS diperdagangkan $1,53, atau 2,1 persen lebih tinggi, pada $73,55.

Indeks acuan tersebut menambah kenaikan hampir 1 persen dari hari sebelumnya, memastikan harga berada di jalur kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Serangan AS dan Inggris merupakan salah satu demonstrasi paling dramatis hingga saat ini mengenai meluasnya perang Israel-Hamas di Timur Tengah sejak meletus pada bulan Oktober.Saksi mata di Yaman membenarkan adanya ledakan di seluruh negeri.

Presiden AS Joe Biden mengatakan "serangan yang ditargetkan" adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitranya tidak akan mentolerir serangan terhadap personelnya atau "membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi".

Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda mendukung operasi tersebut, katanya.

Serangan Houthi di Laut Merah telah mengganggu perdagangan internasional di jalur utama antara Eropa dan Asia, yang menyumbang sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia.

Sejak Oktober, Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok militan Palestina Hamas dalam perjuangannya melawan Israel.

Raksasa pelayaran Maersk mengatakan pada Kamis, pihaknya akan mengalihkan semua kapal menjauh dari Laut Merah di masa mendatang, memperingatkan pelanggan akan gangguan lebih lanjut.

Serangan yang dipimpin AS juga terjadi setelah Iran pada Kamis menyita sebuah kapal tanker berisi minyak mentah Irak yang ditujukan ke Turki sebagai pembalasan atas penyitaan kapal yang sama dan minyaknya oleh Amerika Serikat pada tahun lalu.Gedung Putih mengutuk penyitaan tersebut.

Serangan Houthi terkonsentrasi di Selat Bab al-Mandab di barat daya Semenanjung Arab.Penyitaan Iran terjadi di dekat Selat Hormuz antara Oman dan Iran, yang menurut para analis merupakan kekhawatiran utama.

"Teluk Oman terletak sangat dekat dengan Selat Hormuz, yang merupakan titik penting bagi aliran minyak. Lebih dari 20 juta barel/hari minyak bergerak melalui Selat Hormuz, yang setara dengan sekitar 20 persen konsumsi global," ING kata analis dalam sebuah catatan.

Baca Juga: