NEW YORK - Harga minyak turun pada awal jam perdagangan Asia, Rabu (8/5), setelah sumber pasar mengatakan data dari American Petroleum Institute menunjukkan peningkatan stok minyak mentah dan bahan bakar AS, yang merupakan indikator lemahnya permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent turun 21 sen, atau 0,3 persen, menjadi $82,95 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 13 sen, atau 0,2 persen, menjadi $78,25 per barel.

Stok minyak mentah AS naik 509.000 barel dalam pekan yang berakhir 3 Mei, kata sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Persediaan bahan bakar bensin dan sulingan juga meningkat, kata mereka.

Data resmi pemerintah AS mengenai stok akan dirilis pada pukul 14.30 GMT. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,1 juta barel pada pekan lalu.

Kedua benchmark tersebut turun sedikit di sesi sebelumnya karena tanda-tanda berkurangnya keterbatasan pasokan. EIA memperbarui perkiraannya untuk tahun 2024 dan kini memperkirakan produksi minyak dan cairan dunia akan tumbuh lebih besar pada tahun ini dibandingkan proyeksi sebelumnya, dan permintaan akan tumbuh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Harapan gencatan senjata di Gaza juga memberikan tekanan pada harga minyak dalam beberapa sesi terakhir.

AS meyakini perundingan gencatan senjata di Gaza harus mampu menutup kesenjangan antara Israel dan Hamas. Direktur Badan Intelijen Pusat AS Bill Burns akan melakukan perjalanan ke Israel pada hari Rabu untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi lainnya, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Juga membebani minyak, dollar AS menguat tipis pada hari Rabu. Penguatan greenback mengurangi permintaan minyak dengan menjadikannya lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Baca Juga: